Ekonomi Pengalaman: Wisata yang Hidup dari Cerita Wisata modern kini bergerak ke arah experience economy, pengalaman menjadi produk utama.
Di Belitung Timur, konsep ini mulai tumbuh: wisatawan diajak menyusuri Geopark Belitong, belajar menenun cual, mengikuti coffee cupping di kebun liberika, hingga makan malam di pantai sambil diiringi musik dambus.
Ketika wisatawan membawa pulang cerita, bukan hanya foto, di situlah pariwisata bertransformasi menjadi pengalaman berkesan yang menumbuhkan loyalitas destinasi.
Branding dan Identitas: Babel yang Berkarakter.
Setiap destinasi besar di dunia memiliki identitas kuat. Babel bisa menonjolkan citra “Granite, Geopark & Goodness” yangmenggambarkan kekuatan alam, warisan budaya, dan kehangatan masyarakat.
Sub-brand seperti “Cual & Craft”, “Coffee & Cuisine”, dan “Sea & Serenity” dapat menjadi payung promosi yang menghubungkan produk UMKM dengan citra pariwisata.
Dengan strategi ini, produk lokal tidak lagi berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari narasi besar “Babel Experience”.
Digitalisasi dan Inklusi Ekonomi
Tantangan terbesar UMKM Babel adalah akses pasar. Masih sedikit produk lokal yang tampil di platform daring nasional.
Padahal, digitalisasi memungkinkan wisatawan yang sudah pulang tetap membeli produk lokal secara online.
BACA JUGA:Seru! Peringkat 1 dan 2 Liga Champions Bertemu Malam Ini, Sama-sama Bidik Kemenangan
Pemerintah daerah bisa memperkuat inisiatif Si-DULANG (Sistem Data UMKM Babel) sebagai pusat promosi, pelatihan, dan pembiayaan daring yang mendorong pelaku UMKM naik kelas digital.
Kopi, Cual, dan Geopark: Sinergi Identitas Lokal.
Babel memiliki aset budaya dan produk otentik yang sulit ditiru.
Tenun Cual Bangka, kini sudah diakui sebagai Kekayaan Intelektual Komunal, mencerminkan filosofi perempuan pesisir yang tekun dan tangguh.