BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Persoalan sampah, khususnya sampah plastik, menjadi tantangan besar bagi daerah kepulauan seperti Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Data nasional menunjukkan bahwa sebagian besar sampah plastik berakhir di lingkungan laut, mencemari ekosistem dan mengancam sektor perikanan serta pariwisata. Karena itu, inovasi mengenai pengolahan sampah menjadi sangat diperlukan.
BACA JUGA:Kalimantan Tengah Resmikan 100 Persen Posbankum, Wujud Nyata Akses Keadilan untuk Semua
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Fery Afriyanto yang hadir mewakili Gubernur Hidayat Arsani pada giat Serah Terima Alat Pengolah Sampah Plastik Hasil Kerja Sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Babel Tahun 2025 di Rumah Magot Sahabat Farm, Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang, Jumat (7/11/2025).
BACA JUGA:Kakanwil Kemenkum Babel Hadiri Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bangka
“Kita menyaksikan salah satu langkah nyata dari kolaborasi tersebut, yakni serah terima alat pengolah sampah plastik hasil riset bersama pihak BRIN dan UGM.
Inovasi ini merupakan wujud nyata dari semangat riset anak bangsa yang tidak hanya mencari solusi teknis, tetapi juga membawa misi besar, mengubah masalah menjadi peluang, dan limbah menjadi sumber daya,” ungkap Pj Sekda Fery Afriyanto yang sekaligus Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Babel.
BACA JUGA:Kalimantan Tengah Resmikan 100 Persen Posbankum, Wujud Nyata Akses Keadilan untuk Semua
Hal ini menjadi solusi atas permasalahan sampah yang kian menggunung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdata 150 ton sampah telah dihasilkan dan Tempat Pembuangan Akhir sudah menampung sampah melebihi kapasitas yang dimiliki.
BACA JUGA:Kalimantan Tengah Resmikan 100 Persen Posbankum, Wujud Nyata Akses Keadilan untuk Semua
“Alat ini bukan sekadar mesin, tetapi perubahan dalam pengelolaan sampah, dari kumpul, angkut, buang menjadi kurangi, olah, manfaatkan.
Teknologi ini menjadi bagian penting dalam wujudkan ekonomi sirkular, di mana sampah tidak lagi dianggap sebagai akhir, melainkan awal dari siklus baru yang produktif,” tambahnya.
BACA JUGA:Kanwil Kemenkum Babel Ikuti OPLET Series 2.0: Perkuat Implementasi Penilaian Kompetensi ASN
Dalam program Hibah Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) kolaborasi antara BRIN, FMIPA UGM, KAGAMA dan Dinas KUMKM Babel untuk mengolah sampah plastik.
Alat berkapasitas 300 liter limbah plastik diolah hingga menghasilkan cruel oil atau minyak mentah dengan waktu 1,5 jam.