BABELPOS.ID, TOBOALI - Petani Desa Pergam, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) akui Kecewa dengan pihak Bulog, setelah tidak lagi menyerap hasil Gabah Kering Panen (GKP) milik petani.
Keluhan ini bukan tanpa dasar, pasalnya pihak petani baru satu kali hasil GKP nya di serap oleh pihak Bulog, dan itu juga pada panen IP 200 kendati tidak serentak oleh semua petani.
BACA JUGA:Akui Kecewa Dengan Pemdes Pongok, Anggota BPD Pongok Rusak Kantor Desa
Hal ini dikatakan oleh ketua Brigade Pangan (BP) desa Serdang Bastari saat ditemui di kantor Upja Serdang pada Minggu siang (21/09).
"Petani saat ini mengeluh dan khawatir, karena Bulog tak lagi menyerap hasil panen mereka, padahal baru satu kali diserap kini tak mau lagi," sebutnya.
BACA JUGA:Bulog Stop Beli Gabah Rias, Gubernur Hidayat Arsani Akan Panggil Kepala Bulog Babel
Dikatakannya, petani ini juga merasa bingung harus jual kemana pasalnya untuk harga GKP sendiri di serap Bulog dengan harga Rp. 6.500 per kilogram.
Sedangkan untuk di swasta harganya di bawah itu.
Para petani ini juga pastinya menahan hasil mereka mengingat harga yang tak sama dengan Bulog.
Di sisi lain para petani juga butuh modal untuk kembali menanam benih padi, terutama untuk sewa alsintan seperti, Rotavator maupun pembajak sawah.
BACA JUGA:Mabuk Lem Lalu Aniaya Tetangga, Pria di Pagarawan Berurusan dengan Polisi
"Petani ini bilang ke saya mereka jadi bingung menjual GKP nya, harga tak sama dengan Bulog tetapi di sisi lain mereka harus memutar modal untuk di lakukan penanaman kembali," terangnya.
"Masih ada juga tengkulak yang membeli harga beras mereka maupun GKP dengan harga tinggi.
Misalnya ketika baru panen dan belum diserap harga dibeli tengkulak pasti tinggi.
Tetapi ketika sudah memasuki pertengahan harga yang di beli juga rendah," imbuhnya.