UBB Dukung Pengembangan Industri Cokelat di Bangka Belitung

Jumat 29-08-2025,21:53 WIB
Reporter : Agus Putra
Editor : Govin

Sehingga kita harus menebarkan peluang-peluang komoditas unggulan yang tidak hanya timah.

Dan saya melihat kenapa cokelat, karena ini salah satu komoditas pangan juga,  ya kita melihat hilirisasi  pangan itu menurut saya lebih powerful dibandingkan hilerisasi mineral.

Kenapa? Karena penduduk kita masih banyak itu petani.

Jadi kita ketika fokus kepada hilirisasi pangan, maka kita mensejahterakan masyarakat kita secara luas," tambahnya. 

Selain itu, menurut Reniati, cokelat juga bisa memberikan nilai tambah di bidang pertanian dan memiliki ketahanan pangan yang kuat. 

Lebih dari itu, katanya, cokelat juga disukai oleh banyak orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

BACA JUGA:Polres Basel Amankan Satu Unit Alat Berat Berikut Alat Penambangan, Pemilik Sempat Kabur

"Disamping itu juga, banyak sekali manfaat cokelat bahkan ketika kita saat ini banyak yang mental health terganggu, itu cokelat bisa menjadi solusi karena bisa mengurangi stress," jelas Reniati. 

Lebih lanjut Reniati menambahkan bahwa saat ini Bangka Belitung sudah memiliki komunitas kakao dibawah binaan Cokelat CandU yang merupakan industri cokelat artisan pertama dan satu-satunya di Bangka Belitung.

Karena itu, diakui Reniati, bantuan yang diberikan juga tepat sasaran. 

BACA JUGA:Polres Basel Amankan Satu Unit Alat Berat Berikut Alat Penambangan, Pemilik Sempat Kabur

"Cokelat yang dikembangkan oleh Cokelat CandU ini punya keunikan.

Pertama itu cokelatnya lokal dan saya melihat bahwa mungkin kandungan mineralnya itu lebih unik dibandingkan yang lain.

Yang kedua itu dia low sugar dan itu lebih healthy. 

Itu saya melihat bahwa harganya juga semakin meningkat, maka petani tidak harus fokus kepada tanaman-tanaman misalnya sawit,  tetapi juga ada pilihan lain cokelat ini, mungkin kekurangan untuk stoknya, tapi kita yakin cokelat dari Bangka ini bisa terkenal dan menjadi salah satu produk unggulan Bangka Belitung ke depan," tutur Reniati. 

Diakui Reniati, saat ini pertanian cokelat di Babel memang masih sedikit.

Kategori :