BACA JUGA:Ibu-ibu di Pangkalpinang Disiram Air Keras oleh 2 Pria Misterius
Selanjutnya Dudella menyampaikan, kegiatan Kompas Diabetes ini juga menjadi bentuk nyata kontribusi akademisi dalam menjembatani kesenjangan informasi kesehatan pada remaja serta mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi diabetes melalui strategi promotif dan preventif yang melibatkan semua lapisan usia, termasuk remaja.
Eny Erlinda, salah satu tim kegiatan menambahkan, remaja merupakan kelompok usia strategis dalam intervensi kesehatan karena mereka sedang berada pada fase pembentukan kebiasaan yang akan dibawa hingga dewasa.
BACA JUGA:Lanal Babel Beberkan Proses Hukum Tiga Tangkapan Penyelundupan Timah Tujuan Malaysia
Dengan memberikan edukasi sejak dini dan melibatkan remaja secara aktif dalam program kesehatan, kata dia, diharapkan dapat menciptakan efek jangka panjang berupa peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku sehat di masa depan.
"Selain itu, remaja juga memiliki potensi sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan sekitarnya, termasuk keluarga dan komunitas sekolah," kata Eny.
BACA JUGA:30 Paskibraka Dikukuhkan, Debby Pesan Ini
Eny menerangkan bahwa Diabetes Melitus sering menimbulkan komplikasi yang bersifat menahun (kronis), terutama pada struktur dan fungsi pembuluh darah.
Jika hal ini terus dibiarkan begitu saja, katanya, dapat menimbulkan komplikasi lain yang cukup fatal, seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian tubuh bisa diamputasi.
Sementara itu, pihak SMAN 1 Mendo Barat sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini dan siswa pun sangat antusias mengikuti edukasi.
Diharapkan siswa dapat menyuarakan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini penyakit tidak menular khususnya diabetes melitus di lingkungan sekolah.