TINS Bukukan Laba Bersih Rp300 Miliar di Semester I 2025

Jumat 01-08-2025,15:10 WIB
Reporter : Agus Putra
Editor : Govin

Kinerja keuangan Perseroan mencerminkan kondisi yang sehat dan stabil.

Hal ini tercermin dari sejumlah indikator penting, seperti Quick Ratio yang mencapai 63,6%, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada persediaan. 

Current Ratio yang berada di angka 204,1% memberikan gambaran bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan yang aman untuk pemenuhan kewajiban jangka pendek.

Dari sisi struktur modal, Debt to Asset Ratio tercatat sebesar 40,8%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 69,0%, menandakan bahwa tingkat utang masih berada dalam batas yang aman dan terkendali. Secara keseluruhan, angka-angka ini menunjukkan bahwa Perseroan berada dalam posisi keuangan yang cukup stabil untuk mendukung operasional perusahaan ke depan.

BACA JUGA:Sempat Kabur, Akhirnya Ryan Susanto Diantar Orang Tuanya ke Kejati untuk Eksekusi

“Perseroan terus berupaya mengoptimalkan volume produksi melalui peningkatan sumber daya dan cadangan, penambahan armada produksi dan jumlah tambang, pengamanan wilayah Izin Usaha Pertambangan,serta transformasi proses bisnis agar dapat mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan Perseroan," ujar Fina Eliani Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk dalam keterangan resminya, Jumat (1/8/2025). 

Kondisi Saat Ini dan Prospek ke Depan

Harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price LME di semester I 2025 sebesar USD32.115,77 per metrik ton, naik 9,6% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar USD29.229,16 per metrik ton serta proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran USD29.000 - 34.000 per metrik ton.

Perseroan telah menetapkan sasaran pokok tahun 2025 yaitu produksi bijih timah sebesar 21.500 ton Sn, produksi logam timah sebesar 21.545 metrik ton dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton. 

Untuk mencapai sasaran pokok tersebut, maka strategi pokok yang akan dilakukan Perseroan adalah 

(1) Peningkatan pengelolaan cadangan dan sumberdaya; 

(2) Kepemimpinan pasar, agresivitas produksi dan kinerja operasi; 

(3) Penguatan hilirisasi serta

industrialisasi dengan mendukung ekosistem electric vehicle dan industri energi; 

(4) Transformasi proses bisnis; 

(5) Pengembangan Center of Excellence dan optimalisasi portofolio.

Kategori :