Proses produksi kemplang ini melibatkan berbagai kelompok masyarakat, mulai dari nelayan yang menyediakan bahan baku hingga ibu-ibu rumah tangga yang terlibat dalam proses pengolahan dan pengemasan.
Kerjasama yang terjalin ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat kohesi sosial di antara warga desa.
Kehadiran Kemplang Telur Kepiting telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Tanjung Sangkar.
Produk ini mampu menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga nelayan yang sebelumnya hanya mengandalkan hasil tangkapan laut.
BACA JUGA:Selama Bulan Puasa, Ini Jam Kerja di Pemkot Pangkalpinang
Hasil produksi kemplang telur kepiting ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Desa Tanjung Sangkar, tetapi juga sudah merambah ke Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Berkat cita rasanya yang enak dan gurih khas hasil laut, produk ini semakin diminati oleh masyarakat luas.
BACA JUGA:HUAWEI Band 10 Hadir di Indonesia, Harganya Cuma Segini
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung turut berperan dalam pemberdayaan masyarakat Desa Tanjung Sangkar melalui pengembangan Kemplang Telur Kepiting.
Mereka melakukan pendampingan dan wawancara dengan para pengrajin untuk mendokumentasikan proses pembuatan serta membantu dalam aspek pemasaran produk.
BACA JUGA:HUAWEI Band 10 Hadir di Indonesia, Harganya Cuma Segini
"Kami melihat potensi besar dalam produk ini. Selain menjadi penggerak ekonomi, inovasi kuliner ini juga memperkaya keanekaragaman makanan khas daerah Bangka Belitung," ujar salah satu mahasiswa KKN yang terlibat dalam program tersebut.