Prioritaskan tenaga kerja lokal, terutama kelompok rentan seperti perempuan, pemuda, dan masyarakat kurang beruntung.
Adakan program pelatihan praktis untuk meningkatkan keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh sektor usaha yang dipilih.
BACA JUGA:Ini Upaya Pemkot Kembangkan Potensi Inovasi Berbasis Riset dan Data
4. Kemitraan dengan Komunitas Lokal
Libatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha. Bangun hubungan dengan koperasi, kelompok usaha kecil, atau organisasi masyarakat setempat untuk mendukung pengembangan usaha.
5. Penguatan Rantai Pasok Lokal
Bekerjasama dengan petani, pengrajin, atau pemasok lokal untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang murah dan berkualitas. Gunakan pendekatan "produksi dan konsumsi lokal" untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
6. Fokus pada Nilai Tambah Produk
Diversifikasi produk atau jasa untuk meningkatkan daya saing di pasar. Gunakan strategi pemasaran kreatif untuk menjangkau pelanggan lebih luas, baik lokal maupun melalui platform digital.
7. Pengelolaan Risiko
Lakukan analisis risiko untuk memitigasi tantangan seperti fluktuasi pasar, regulasi pemerintah, atau ketidakstabilan ekonomi. Sediakan dana cadangan atau asuransi mikro untuk mengatasi kondisi darurat.
BACA JUGA:Klasemen Grup C: Indonesia Naik 3 Besar, Jepang Kokoh di Puncak
8. Pendekatan Inklusif dan Berkelanjutan
Pastikan usaha melibatkan tenaga kerja secara inklusif, dengan prinsip keberlanjutan, seperti menggunakan bahan ramah lingkungan. Libatkan pelaku usaha mikro dalam pelatihan kewirausahaan untuk menciptakan peluang usaha baru.
"Keuntungan dari hal ini nantinya akan ada penyediaan lapangan kerja, tentu dapat mengurangi pengangguran, terutama di kalangan masyarakat berpendidikan rendah," ungkap Erzaldi.