DEMOKRASI SERUMPUN SEBALAI

Senin 19-08-2024,06:55 WIB
Reporter : Saifuddin
Editor : Jal

Kalau kita membaca sejarah, politik kemanusiaan itu jauh sebelumnya sudah dipraktekkan oleh Rasulullah Muhammad SAW ketika Nabi setlah mendirikan negara Madinah, lalu beliau kembali ke Tanah Mekkah, setiba di depan pintu tanah Mekkah seorang sahabat lalu menghunuskan pedangnya lalu ia berkata ; “ hari ini kami datang ke tanah Mekkah untuk balas dendam”, lalu rasulullah dengan kebijaksanaannya menyuruh sahabatnya itu untuk kembali menyarungkan pedangnya, lalu Rasulullah berkata ; “Sesungguhnya hari ini kami datang kemari untuk berkasih sayang satu sama lainnya ”. Kalimat Rasulullah ini menandakan bahwa perang, pertikaian, bahkan politik tujuannya bukanlah balas dendam tetapi melainkan bagaimana hidup saling memanusiakan. 

Sebab itulah politik saling memanusiakan di tanah Serumpun Sebalai paling tidak harus menjadi contoh bagi kehidupan politik dan demokrasi bagi daerah-daerah lainnya tanpa konflik, tanpa harus menjatuhkan satu sama lain, saling menyebar fitnah, hasut dan dengki. Karena budaya yang baik juga akan mencerminkan kehidupan masyarakatnya yang baik pula. 

Masyarakat Bangka Belitung yang religius dan humanis menjadi perekat kuat atas perbedaan yang ada termasuk perbedaan dalam pilihan politik. Basis agama yang kuat, serta hubungan manusia (lintas etnis) menjadi unsur penting bagi keberlangsungan kehidupan politik dan demokrasi di tanah Serumpun Sebalai ini. 

Harapan dari Erzaldi Rosman (Gubernur Babel 2017-2022) dan tentu juga harapan semua tokoh dan masyarakat di Bangka Belitung agar pelaksanaan kontekstasi politik pilkada serentak tetap harus dijaga secara bersama-sama---sebagai bentuk penjagaan kita pada konsep budaya dan agama dalam bingkai Serumpun Sebalai. 

Jadilah seperti lilin ; menerangi walau hancur, tetapi tetap menjadi lilin.

BACA JUGA:Memerangi Judi Online dan Pinjol Ilegal: Pentingnya Literasi dan Inklusi Keuangan Bagi Generasi Muda

BACA JUGA: MENGAPA NEGARA GAGAL?

Kategori :