Lebih lanjut dikatakan Jhohan, manajemen saat ini juga sedang berusaha keras memikirkan nasib ratusan karyawan agar tidak terjadi gelombang PHK. Jika hal itu terjadi, tentu akan merugikan banyak pihak.
"Kemarin juga sempat membaca statemen dari Disnaker Bangka Tengah, dan di media ada perwakilan karyawan juga resah atas atas nasib mereka kedepan, ya saya kira itu hal wajar, untuk kita mohon doa yang terbaik sajalah," imbuhnya.
BACA JUGA:Pj Wako Lusje Beri Motivasi Paskibraka Pangkalpinang
Sementara itu, salah satu petani sawit asal Koba, Jup (45) mengatakan memang ada gejolak, setelah adanya pemblokiran rekening pabrik.
"Sebenarnya petani tidak kesulitan, cuma karena pabrik tutup terjadi gejolak transisi dan setelah kondisi pabrik sekitar bisa ngatur ritme bongkarnya, ekosistem e sudah kembali normal," tuturnya.
Ia mengatakan, yang menjadi masalah adalah nasib para pekerja sawit yang terancam di PHK.
BACA JUGA:Polairud Polda Babel Gagalkan Penyelundupan 177.600 Benih Lobster Senilai Rp 35 Miliar
"Hanya saja yang menjadi masalah dan berbahaya itu PHK besar-besarannya, bayangkan saja infonya ada 700 an ratusan tulang punggung terancam tidak bekerja lagi," ucapnya.
"Dengar-dengar, kalau tidak ada mukjizat, kemungkinan 25 Mei mendatang bisa di PHK, semoga ada mukjizat, tapi kebanyakan teman-teman pada pesimis," imbuhnya.