Ia menjelaskan, molekul-molekul radikal bebas yang tidak stabil secara konstan terbentuk di dalam tubuh, dan dapat menyebabkan kerusakan DNA dalam sel dan jaringan jika kadarnya terlalu tinggi, sehingga menghubungkannya dengan penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Radikal bebas berperan penting dalam mendukung pembelahan sel dan membantu sel kekebalan dalam melawan infeksi, tetapi kelebihan molekul-molekul ini, yang disebut reactive oxygen species (ROS), bisa menyebabkan stres oksidatif.
Tubuh secara alami memproduksi senyawa antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Namun, ketidakseimbangan antara ROS dan antioksidan menyebabkan stres oksidatif, membahayakan DNA sperma dan menghambat pembuahan dengan mengganggu fungsi normal sperma.
"Oleh karena itu, menjaga keseimbangan dengan menonaktifkan ROS dengan antioksidan sangat penting untuk fungsi sperma yang normal," kata Aswati.
BACA JUGA:Rutin Minum Obat Hipertensi Tak Sebabkan Gagal Ginjal
BACA JUGA:Jalan Tanpa Alas Kaki? Ini Manfaatnya
Ia menerangkan bahwa antioksidan adalah zat atau senyawa yang menetralisir radikal bebas sehingga mengganggu reaksi berantai yang berujung pada stres oksidatif.
"Dengan mengembalikan keseimbangan dan menghilangkan ROS, antioksidan meningkatkan motilitas dan morfologi serta mencegah kerusakan DNA pada sperma. Senyawa bermanfaat ini banyak terdapat dalam makanan, khususnya sumber nabati seperti buah-buahan dan sayuran," katanya. (*)
BACA JUGA:Kamu Gak Mau Kegemukan? Ini 11 Cara Mencegahnya