BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Dewan Pendidikan Provinsi Bangka Belitung, sukses menyelenggarakan “Seminar Pendidikan Arah Pendidikan Inklusi di Bangka Belitung di Hotel Puri 56 Pangkalpinang, Senin, (30/10/2023). Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari LPA Babel, Ade Talia Oktafia.
Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Prof. Bustami Rahman dalam pemaparan materinya, mengatakan bahwa salah satu fokus Dewan Fokus Pendidikan Babel adalah mendorong perhatian yang semakin lebih optimal kepada anak-anak berkebutuhan khusus di Babel termasuk melalui penyediaan akses pendidikan inklusi yang sampai saat ini menjadi harapan masyarakat kepada pemerintah agar memberikan porsi perhatian yang lebih besar.
Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor.17 Tahun 2010 ayat (2) bahwa Dewan pendidikan membantu pemerintah dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota.
Untuk itu Dewan Pendidikan Bangka Belitung juga melakukan pendataan ke lapangan turun ke lapangan untuk melihat kondisi atau hal-hal yang sudah dilakukan atau kurang atau belum dilakukan dalam pendidikan inklusi di berbagai wilayah di Babel.
BACA JUGA:Dewan Pendidikan Babel Gelar FGD Bahas PPDB
BACA JUGA:Peringati HLN ke-78, PLN Babel Gelar Donor Darah, Santunan Yatim dan Jalan Sehat
Dengan kondisi yang ada, maka Dewan Pendidikan Babel juga mengambil inisiatif, yakni dengan mengadakan seminar yang menghadirkan berbagai stakeholder. Dan ke depan juga akan mengundang para orang tua yang terlibat dalam pendidikan anak berkebutuhan khususs.
“Melalui seminar ini semoga mampu memberikan motivasi bagi semua pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan di dalam memberikan pendidikan yang lebih baik kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Demikian juga dengan para guru maupun pihak dinas yang hadir dalam seminar ini juga sebaliknya dapat memberikan masukan-masukan kepada dewan pendidikan,” ujar Rektor Universitas Bangka Belitung Masa jabatan 2006 –2016.
Bustami mengingatkan bahwa, anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu anugerah teristimewa yang diberikan oleh Allah kepada orang tua terpilih sebagai titipan. Sehingga dalam menghadapi anak-anak istimewa ini juga memerlukan persepsi spiritual atau keimanan yang mantap. Jika tidak maka tentu berbahaya bagi tumbuh kembang dan pendidikan si anak.
Ditambahkanya, bahwa orang- orang istimewa dan memiliki kemampuan khusus, bahkan tidak menutup bisa lebih unggul disbanding yang lainnya bahkan orang normal sekalipun. Dan kita tau bahwa di luar negeri yang sangat memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kaum istimewa ini, dari mulai menyediakan fasilitas khusus, pusat pendidikan, olahraga, kampus dan lain sebagainya.
“Saya yakin bahwa apa yang mereka lakukan juga bagian dari berfikir membangun peradaban masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
BACA JUGA:PertaLife Insurance Peduli Anak-anak Berkebutuhan Khusus di YPAC Pangkalpinang
Sekretaris Dewan Pendidikan Bangka Belitung, Prof. Ibrahim yang juga merupakan Rektor Universitas Bangka Belitung Periode 2020-2024, juga sependapat bahwa Dewan Pendidikan Babel terus menaruh perhatian serius terhadap masalah pendidikan inklusi yang memang sudah seharusnya sustainable, mengingat persolaan ini semakin semakin kompleks dan tantangannya yang semakin dinamis.
Untuk itu, salah satunya melalui seminar ini Dewan Pendidikan Babel mengumpulkan kepala sekolah, para praktisi untuk berdiskusi dan berdialog terkait pengelolaan inkuslifitas yang ada di satuan-satuan pendidikan Babel semakin lebih baik ke depan di tingkat SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi.
Keywordnya harus ada pendidikan inklusifitas, jika pun tidak dari melalui guru yang memang pendidikan bagroundnya adalah pendidikan luar sekolah, ada pendidikan inklusif, minimal mereka mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait dengan inklusifitas sehingga akan lebih siap menghadapi anak-anak didik yang mungkin “istimewa” tersebut, maka akan memberikan ilmu dasar bagi untuk mampu mengelola inklusifitas yang lebih baik di satuan pendidikan masing-masing.