Karakter Melayu di Politik Indonesia?

Senin 02-10-2023,03:59 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

UNTUK Pemilihan Presiden/Wakil Presiden tahun 2024 mendatang, hingga saat ini baru diperkirakan ada 3 pasang.  

---------------------

KALAULAH nanti memang akan terjadi 3 pasang itu, baru kali inilah kandidatnya dalam posisi 2 'bersisian', 1 di 'seberang'.  Sementara, biasanya hanya ada 1 sisi (pemerintah), yang lain adalah opo-sisi.

Pilpres tahun 2004 misalnya, kandidat saat itu sampai 5 pasang calon.  Masing-masing 1) Wiranto-Salahuddin Wahid, 2) Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, 3) Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, 4) Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, 5) Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Incumbent pada saat itu adalah Presiden Megawati Soekarno Putri dengan Wakil Presiden Hamzah Haz yang dalam Pemilu sama-sama jadi Kandidat Presiden RI.  

Pilpres saat itu dimenangkan SBY-JK.

BACA JUGA: Pilpres, Pilkada dan Pileg = Transaksional?

Pilpres tahun 2009, ada 3 pasang calon. Masing-masing Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Megawati-Prabowo Subianto, dan Jusuf Kalla-Wiranto.  Disini juga ada 2 incumbent yang masing-masing maju sebagai Capres.  Yaitu SBY dan JK yang sebelumnya Presiden dan Wakil Presiden.  

Pipres ini dimenangkan SBY-Boediono.

Pilpres 2014 hanya 2 pasang calon.  Masing-masing Joko Widodo-Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.  Di sini semua kandidat Capres/Cawapres baru, tanpa incumbent.

Pilpres tahun ini dimenangkan Jokowo Widodo-Jusuf Kalla.

Pilpres 2019 juga hanya 2 pasang calon.  Masing-masing Joko Widodo-Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.  Incumbent hanya Joko Widodo.

Pilpres dimenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

BACA JUGA:Anies - Cak Imin, Kalkulasi & Nyali

Dengan perjalanan Pilpres dari sekian kali Pemilu itu, adalah sangat ironi jika dibuat seolah-olah ada oposisi yang nyata-nyata oposisi seperti Barat.  Karena bukan tidak mungkin setelah Pilpres digelar ada rekonsialiasi demi kepentingan pemrintahan di parlemen.  Meski ada saja partai yang tetap memilh berada di uar lingkar kekuaasaan dan tetap di oposisi, namun dengan menggunakan bahasa mantan Ketua MPR RI, Almarhum Taufiek Kiemas, sebagai 'penyeimbang'.

Kategori :