BABELPOS.ID, TOBOALI - Sebanyak 19 unit bank sampah dj Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mati suri atau tidak jalan.
Hal ini disebabkan karena ke 19 bank sampah yang merupakan binaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Basel bingung untuk mencari tempat menampung.
BACA JUGA:Peduli Lingkungan, Desa Tukak Bentuk TPS3R, Masyarakat Bisa Menabung Sampah
Sekretaris DLH Basel Agung Prasetyo mengungkapkan, mati surinya bank sampah tersebut karena mereka bingung harus menampungnya kemana, serta kurangnya semangat menjalankan bank sampah.
"Mereka masih kurang semangat, terkadang mereka semangat tetapi kendalanya bingung menampungnya dimana atas bank sampah yang mereka kelola" ujarnya, Minggu (03/09).
BACA JUGA:Gelar Workshop Lingkungan Hidup, DLH Ajak Kurangi Sampah
Atas mati surinya bank sampah ini DLH Basel membangun bank sampah induk di tahun 2023 ini, agar para pengelola bank sampah yang masuk binaan tidak usah khawatir dengan penampungan.
"Dengan pembangunan bank sampah induk ini, para pengelola bank sampah tak khawatir lagi masalah penampungan, sehingga yang semula mati suri bisa mulai bergerak lagi," tuturnya.
BACA JUGA:Sempat 50 -70 Ton Sampah Sehari, Hefi Minta Masyarakat Disiplin
BACA JUGA:13 Sekolah di Basel Terapkan Inovasi Pengolahan Sampah
Disebutkan Agung, peran bank sampah memang sudah terlihat nyata. Dengan adanya bank sampah problem masalah sampah di Basel sudah mulai teratasi khususnya di wilayah Toboali.
Bank sampah juga bertujuan untuk mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan dan pengelolaannya dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi.
"Persampahan di desa belum tertangani dengan baik, karena masih banyak lahan kosong dan rata-rata masyarakat kita ini suka membuang sampah di kebun. Mereka mengira sisa sampah misalnya kardus, botol plastik tidak berguna padahal ada nilai ekonominya serta bisa juga dijadikan pupuk organik," jelas Agung.
BACA JUGA:Melalui Bank Sampah, DLH Basel Sudah Beli 300 Kg Sampah dari Masyarakat
BACA JUGA:Inovasi Daur Ulang Sampah SMP 5 Toboali, Ini Kata DLH