Dani menyebut, Kampoeng Reklamasi Air Jangkang ini seluas lebih kurang 37 hektar dan di kawasan ini pihaknya mencoba menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan ekosistem agar dapat berfungsi.
Karena itu, lanjutnya, dengan adanya penanaman sagu di kawasan Kampoeng Reklamasi ini dapat memberikan manfaat secara ekologis, ekonomis serta sebagai sarana edukasi dan destinasi wisata di Kepulauan Bangka Belitung.
"Sekali lagi semoga kegiatan penerangan dan deklarasi sagu sebagai pandangan berkelanjutan dan pengembangan hutan lahan basah menyosong Indonesia Net Zero 2060 akan membawa berkah bagi kita semua," harap Dani.
Sementara Penjabat Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu menyampaikan bahwa saat ini lahan kritis dan sangat kritis di Provinsi Bangka Belitung terdapat sekitar 176.104 hektare. Karena itu, pihaknya merasa senang program yang diinisiasi oleh PT Timah Tbk ini.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal kami berkelanjutan bagi Babel dalam menyongsong Indonesia Net Zero 2060. Tentunya, program ini akan kami galakkan di sejumlah wilayah lahan bekas tambang yang ada di Babel," tutur Suganda.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sekak Green Rudiyansah mengatakan gerakan penanaman sagu ini akan digalakkan di Bangka Belitung untuk mendukung ketahanan pangan.
"Hari ini yang kita tanam 300 batang, tapi targetnya kita akan menanam sebanyak satu juta pohon sagu yang akan tersebar di Bangka Belitung. Kenapa sagu yang dipilih, karena sagu ini bisa tumbuh di lahan basah dan Babel punya banyak kolong. Selain itu, sagu juga memiliki fungsi untuk menjernihkan air sehingga bisa jadi cadangan air dari kolong-kolong tambang," jelas Rudiyansah.
Rudiyansah mengatakan, penanaman ini akan dilakukan secara bertahap. Ia menyebutkan, untuk sagu ini akan diolah menjadi bahan pangan seperti mie dan sudah ada yang bisa mengolahnya di Babel yakni PT Bangka Asindo Agri.
"Penanaman sagu ini juga sedang digalakkan dunia internasional. Karena untuk mendukung Indonesia Net Zero 2060," tandas Rudiyansah.
Usai penanaman, kegiatan dilanjutkan dengan penandatangan dan deklarasi sagu sebagai pangan berkelanjutan dan pengembangan hutan lahan basah menyosong Indonesia Net Zero 2060 di sebuah baliho yang diawali Kepala Kantor Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko dan Direktur PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal serta dilanjutkan tamu undangan lainnya.(pas)