BABELPOS.ID, KOBA - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) mencatat ada 5 Orang Dengan HIV (ODHIV) sepanjang tahun 2023.
"Data tahun 2023, untuk semester 1 artinya dari Januari hingga Juni 2023 itu ada sebanyak 5 orang ODHIV," ujar Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah, drg M. Annas Ma'ruf, Selasa (8/8/2023).
Diketahui, jumlah tersebut sedikit lebih banyak dibanding tahun 2022 silam pada periode yang sama, Januari hingga Juli 2022 yang hanya 4 kasus dan tahun 2021 tidak ada kasus sama sekali.
Sementara itu, jika melihat data satu tahun penuh 2022, data angka ODHIV di Kabupaten Bangka Tengah ada sebanyak 13 orang.
Lebih lanjut, penderita ODHIV tahun lalu sebagian besar berasal dari Puskesmas Lubuk Besar dengan jumlah 5 penderita ODHIV.
"Di puskesmas Koba ada 2 orang, puskesmas Pangkalan Baru 3 orang, puskesmas Benteng 1 orang, puskesmas Namang 1 orang, dan Puskesmas Lampur 1 orang. Jadi, yang paling banyak itu memang dari puskesmas Lubuk Besar," tuturnya.
Sementara itu, Pengelola Program HIV-AIDS di Dinkes Bangka Tengah, Masturawati mengatakan bahwa ada beberapa hal yang penting dilakukan dalam penanganan kasus HIV.
"Pertama memberikan edukasi atau penyuluhan tentang HIV, melakukan skrining atau pemeriksaan pada populasi yang beresiko tertular HIV dan pemberian pengobatan ARV (antiretroviral)," terang Masturawati.
Ia mengatakan, HIV/AIDS ini penyakit yang tidak mengenal jenis kelamin. Laki-laki atau perempuan punya peluang yang sama untuk terjangkit.
Kata Dia, para pengidap HIV/AIDS harus menjalani perawatan dan pengobatan secara rutin, agar kondisi imunitas dalam tubuh tidak turun.
Karena jika imun rendah, tubuh seseorang akan lebih mudah diserang oleh virus-virus penyebab penyakit lainnya.
Ia menuturkan bahwa treatment atau cara pengobatan pasien HIV-AIDS berbeda antara satu dan lainnya, mengingat setiap pasien terkadang memiliki gejala dan kondisi tubuh yang berbeda.
"HIV-AIDS ini kan menyerang kekebalan tubuh, makanya bisa jadi ada penyakit lain yang juga menginfeksi, sehingga pengobatannya pun beda-beda," tuturnya.
Dikatakan Masturawati, HIV/AIDS bisa dicegah dengan memperhatikan aktivitas seksual dan tidak bergonta-ganti pasangan, tidak menggunakan jarum suntik secara berulang, apalagi milik orang lain.
"Biasanya penderita HIV/AIDS ini ditularkan oleh pasangannya sendiri dan kalau memang sudah merasa punya risiko tertular, maka jalan satu-satunya adalah rutin konsultasi dan periksa ke dokter, jangan sampai putus pengobatan," tuturnya. (sak/ynd)