BABELPOS.ID, KOBA - Jauh dari kata ideal, saat ini harga komoditi karet di Bangka Tengah (Bateng) hanya berkisar Rp5.000 - 6.000 per kilogram.
Tentu, harga segitu masih dianggap belum bisa mensejahterakan para petani karet. Apalagi, jika para petani karet harus mengupah jasa orang yang membantu proses panen.
BACA JUGA:Bantu Petani Karet, Bangka Tengah Hadirkan UPPB
Salah seorang petani karet asal Desa Sungai Selan Atas, Kecamatan Sungaiselan, Sainah (67) mengaku meski harus terseok-seok, dirinya masih tetap mempertahankan sejumlah pohon karet yang ada di kebunnya.
Ia mengaku masih bertahan menjadi petani karet, lantaran itu sudah menjadi usaha dia dan almarhum suaminya sejak dulu.
"Kalau ditanya untung atau tidak, sebenarnya sudah tidak ada lagi untungnya. Cuma saya masih sayang saja, kalau mau ditebang semua," ujar Sainah, Kamis (3/8/2023).
BACA JUGA:Petani Dusun Nadi Perlang Sukses Panen 2 Ton Bawang Merah
Saat ini, kebun karet miliknya masih ada sekitar setengah hektar atau tersisa kurang lebih 200 batang. Padahal dulunya, jumlah pohon karet milikinya justru lebih banyak lagi.
Hal itu pun membuat dirinya sudah jarang mengurusi dan perlahan-lahan mulai beralih mengurus sawit.
"Harga karet sekarang itu sekitar Rp5-6 ribu per kilogram. Jadi punya saya, saya suruh orang lain ngurusnya," tuturnya.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi Pangan, BI Babel Sukses Dampingi Petani dan Panen 5 Ton Bawang Merah di Bateng
Ia mengatakan, belasan tahun yang lalu, dirinya pernah merasakan menjual karet dengan harga Rp10 ribu per kilogram. Sayangnya hal tersebut sudah tidak pernah lagi dia rasakan sekarang.
"Kalau sekarang ini sudah susah, tidak pernah lagi harganya sampai segitu," ujarnya.
BACA JUGA:Ini Kata Algafry, Usai Perjuangkan Nasib Petani Sawit Bateng di Jakarta
Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah, Demsi Apriadi menjelaskan bahwa karet Rp5.000 - 6.000 per kilogram memang belum bisa menguntungkan petani.