Sebelum sempat untuk memutar kapal untuk ke Pulau Maspari, ternyata 3 pompa air sudah tidak bisa bekerja secara maksimal, hingga akhirnya kapal pun tenggelam dekat perairan tersebut.
"Belum sempat kami putar ternyata kapal lebih dulu tenggelam, padahal jarak kami masih sisa sekitar 95 mil lagi," kisahnya.
BACA JUGA:Kapal Feri Merak - Bakauheni Terbakar di Tengah Laut
Sebelum kapal tenggelam ia sempat ke atas deck kapal menggunakan senter untuk meminta pertolongan serta menjatuhkan rakit beserta jaket pelampung
"Pada akhirnya sekitar pukul 22.00 kapal pun tenggelam," terangnya.
BACA JUGA:Banyak Kapal dan Pesawat Hilang Segitiga Bermuda, Ini Jawabannya
Dikatakan Arianton, saat dirinya memberikan tanda dengan senter, ada beberapa kapal yang melintas, namun tak satupun yang menolongnya karena selain ombak yang cukup tinggi, perairan tersebut juga rawan perompak.
Tragisnya, setelah kapal tenggelam, mereka yang berada di atas rakit berulang kali jatuh ke laut karena rakit terbalik diterjang gelombang tinggi, hingga terpaksa mengikat rakit mereka ke jaring nelayan.
"Tetapi terputus juga akibat gelombang dan terbalik lagi," kisahnya.
BACA JUGA:Seluruh Penumpang Kapal Evelyn Terbalik di Inhil Ditemukan, 12 Meninggal Dunia, 64 Orang Selamat
Selama terombang ambing tersebut tak ada asupan apapun yang masuk ke perut mereka. Agar tak dehidrasi mereka sempat minum air laut dan muntah kembali.
Radio telekomunikasi tak terselamatkan. Hanya sehelai baju di badan yang tersisa.
BACA JUGA:Lagi Antre Masuk ke Kapal, Mini Bus Terbakar di Buffer Zone Pelabuhan Tanjung Kalian
Dalam keadaan terombang-ambing dan ketakutan akan serangan hiu, Arianton akhirnya pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Allah.
Namun keajaiban itu akhirnya datang. Pada Selasa (18/07) pukul 10.00 mereka ditemukan oleh nelayan Toboali.
"Kami sangat bersyukur, dan kita orang cakap nelayan adalah penyelamat kita dari Allah," pungkasnya dengan logat Melayu Riau. (*)