Mumtaz mati sebagai pembela Rosulullah, dan mati bukanlah hal menakutkan baginya.
Tak hanya jutaan umat muslim yang megantarkannnya ke pemakaman, tapi makamnya pun dibangun megah. Sebuah bangunan berkubah hijau tua yang diapit dua menara menjulang ke langit, dibangun di bukit di pinggiran ibukota Pakistan.
Di dalam bangunan yang juga berfungsi sebagai masjid itu, memiliki dinding yang dilapisi dengan prasasti dari ayat-ayat Al-Quran yang isinya memuji Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Langit-langitnya dihiasi dengan mosaik cermin, suatu pekerjaan yang rumit untuk membentuk kaleidoskop warna dan bentuk. Wujud bangunan itu tampak berusaha untuk meniru Masjid Nabawi di Madina, Arab Saudi.
Inilah makam Mumtaz Qadri, seorang perwira polisi Pakistan yang pada tahun 2011, menembakkan 28 peluru kepada Gubernur Punjab, Salman Taseer, atas dugaan penghujatan terhadap Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Tembakan itu membunuh sang gubernur seketika.
“Kami membuat ini untuk dia, itu adalah haknya sebagai Aashiq-e-rasool (Pecinta Nabi),” ujar warga.
Aamir mengatakan bahwa ribuan orang mengunjungi makam itu setiap pekan.***