BABELPOS.ID.- Mengapa buaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini kerap memangsa manusia? Apakah adakah yang salah? Mungkinkah hidup berdamai dan berdampingan dengan buaya?
Berdasarkan penelitian yan dilakukan International Union for Conservation of Nature (IUCN), buaya akan menyerang manusia dengan empat alasan:
1) Mereka lapar, sementara makanan di habitatnya kurang atau terganggu oleh mahluk lain termasuk oleh manusia.
BACA JUGA:Suami Istri Diterkam Buaya, Kondisinya Bikin Sedih
2) Mempertahankan wilayahnya. Jika manusia mencari atau menjaring ikan di kolong atau perairan di habitatnya, tentu saja dinilai mengganggu wilayah kekuasaan sang buaya.
3) Melindungi telur mereka. Jika habitatnya diusik, otomatis akan mengganggu terlur-telurnya.
4) Salah sasaran, ini naas karena buaya tengah berburu dan melihat soso manusia dikira mangsa yang tengah dia buru.
Buaya Pemakan Bangkai
Kata pepatah Melayu, adakah buaya menolak bangkai?
Terlepas makna dari pepatah itu, ini mengisyaratkan bahwa buaya sesungguhnya pemakan bangkai.
Itu sebabnya, ketika ada manusia yang diterkam buaya dan diseret ke tengah kolong, danau atau sungai, pencarian langsung dilakukan dengan bebagai upaya. Hal ini dengan perhitungan buaya tak akan langsung menelan mangsanya.
BACA JUGA:Korban Terkaman Buaya Bukit Layang Ditemukan, Begini Kondisinya
Para para termasuk salah satunya Ahli Herpetologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy menyatakan, buaya tidak langsung memakan mangsanya bulat-bulat seperti ular. Buaya umumnya menenggelamkan mangsa selama beberapa hari dan menyembunyikannya di bawah akar-akar bawah sungai.
Hal ini dilakukan agar mangsanya membusuk sehingga lebih mudah dicerna.
Di sisi lain, buaya dapat melahap makanan berukuran 23 persen besar badannya dalam sekali makan.