AHH seorang murid Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) di Kabupaten Bangka Barat (Babar), mengalami luka lebam yang cukup serius. Aneh, setelah derita itu, murid laki-laki itu tak mau masuk sekolah.
Kesannya, ada yang ditakuti, ada trauma?
Dari sinilah akhirnya ibu korban melaporkan kasus tersebut ke pihak Kepolisian melalui unit PPA Sat Reskrim Polres Bangka Barat pada Rabu, 31 Mei 2023 lalu dan telah dilakukan visum, di RSUD Sejiran Setason Bangka Barat.
Ibu korban, AR mengatakan laporan itu dibuatnya melihat sang anak mengalami luka lebam pada sekitar area kedua matanya serta beberapa bagian tubuh korban juga mengalami luka-luka, setelah korban pulang dari sekolah pada Selasa (30/5/23) lalu.
Dari pengakuan ibu korban, kejadian serupa juga pernah terjadi, namun pada kejadian itu luka lebam yang dialami anaknya tidak begitu parah sehingga pihak keluarga saat itu belum melaporkan ke pihak berwajib.
"Karena ini sudah dua kali, luka-lukanya sudah cukup serius dialami anak saya, maka pada tanggal 31 Mei lalu kami terpaksa harus membuat laporan ke Unit PPA Satreskrim Polres Babar agar bisa segera ditindaklanjuti," ucap, AR, Rabu (7/6/23).
AR meminta supaya pihak kepolisian terus konsisten mengusut tuntas kejadian dugaan penganiayaan dan kekerasan disekolah itu, dapat mengungkapkan pelaku dugaan tindak pidana penganiayaan dan kekerasan terhadap anaknya.
"Saya selaku ibu kandung saja masih trauma, apalagi anak kami? Bahkan pasca kejadian, korban tidak masuk sekolah hingga hari ini," ujar sang ibu sedih.
Kepsek: Jatuh Saat Bermain
Sementara itu, Kepala Sekolah SLBN, Arief Jananto, mengatakan informasi yang didapatkannya dari siswa yang ikut bermain dengan anak itu, bahwa anak tersebut terjatuh di halaman sekolah dan diselasar sekolah.
"Jadi sepengetahuan kami menurut informasi yang kami dapatkan dari siswa yang ikut bermain dengan anak yang mengalami kejadian itu bahwa anak ini terjatuh kemudian dua kali anak ini mengalami jatuh itu ada halaman sekolah dan diselasar sekolah. Menurut pengakuan temannya seperti itu," terangnya.
Melihat ada kejadian tersebut, pihakya kemudian melakukan upaya penanganan pertama, setelah itu juga langsung dibawa kerumah sakit.
"Kami berikan perlakuan di obati kami kompres es,setelah penanganan itu kami bawa ke IGD rumah sakit timah jadi ditangani langsung oleh dokter," sebutnya.
"Sampai saat ini kami terus memberikan perawatan atas permintaan dari orang tua apabila si anak ini mengalami demam itu kita fasilitasi untuk pengobatannya di Rumah Sakit Umum termasuk mereka minta supaya di ronsen kita sudah berikan pendampingan dan pembiayaan," tambahnya.
Lebih lanjut, Arief tak menampik bahwa CCTV yang berada di sekolah itu rusak, jadi tidak bisa dilihat dan dimonitor bagaimana kejadian didepan.