PUISI-PUISI SOFHIE
Pantai Matras menelusuri sepanjang Matras ada rasa panas menjalar dalam rongga dada keindahan pasir yang terhampar birunya air laut yang menawan netra dirusak oleh pemandangan yang terpampang jelas di pelupuk mata kapal-kapal isap berhamburan, bersusun manis mengantre di tengah pantai para nelayan lelah menjerit, para pemancing silih berganti bertukar lokasi karena kail mereka tak lagi diminati karena ikan-ikan pergi mengungsi karena karang hancur tak diurusi karena keserakahan semua tak peduli karena kita, manusia, pemangku kepentingan lebih tertarik pada angka-angka daripada panorama indah akankah di suatu hari, kejernihan air laut dan sekelompok ikan kembali bila senja tiba menghampiri Mata Mentilin Seekor mentilin bergayut di pohon tua ketika di suatu siang langkahku menapak jalan setapak menuju kebun sahang matanya mataku bicara dalam diam aku terpaku oleh tatapannya yang sayu merindu teringat olehku gambaran wajahnya di mesin pencarian atau lukisan yang dipajang dalam sebuah pertemuan kini aku menatap langsung tak percaya di antara kebun sahangku diapit oleh sawit-sawit tak bertuan, entah siapa ladang kecil kami di tengah pohon penghasil minyak goreng itu sesak diimpit pemandangan kaku sendiri berdiri berjibaku dengan peradaban yang mungkin akan tenggelam kanan kiri depan belakang tak ada lagi huma, tak ada asap tungku yang menanak nasi sembari bergurau nikmati nasi putih, sambal terasi, dan ikan asin peda Akh, beginilah rasanya sepi Mentilin nikmati hari tiada lagi teman, tiada lagi pohon-pohon tempatnya bercengkerama aku pamit pada matanya baik-baik saja di sini entah akan bertemu lagikah esok hari atau wajahmu ditemukan lewat pencarian kembali oleh generasi nantiPUISI-PUISI SOFHIE
Kamis 01-06-2023,20:03 WIB
Editor : Budi1
Kategori :