Pak Somad dan Pak Abdul menjelaskan bahwa terkadang mereka ingin melepas hubungan tersebut, tapi anehnya saat bertemu dengan Ibu Siti perasaan itu langsung hilang dan rasa cinta kembali muncul.
Mereka bertiga mengaku bahwa mereka lah yang memaksakan diri untuk tinggal bersama meskipun mendapat penolakan dari warga.
Merka sadar tidak lazim, memang. Wajar bila ada warga yang merasa keberatan.
Namun,mereka sempat diusir warga gegara praktik poliandri yang dinilai tak wajar di kampung tersebut.
Mereka Memiliki usaha warung kecil-kecilan dan warung bensin eceran.
Ki Bungsu Kawangi pun mengakui bahwa apa yang dilakukan pasangan suami dan istri itu tidak masuk akal.
"Ini kalo dibilang gak masuk akal, gak masuk akal lah. Seorang pria aja, memiliki istri dua dan akur, itu susah. Lah susah kan satu aja udah ribet, lah ini suaminya dua, satu tempat tidur, akur," ujar Ki Bungsu Kawangi.
Hal ini memancing rasa ingin tahu Ki Bungsu Kawangi.
"Punya resep khusus atuh, saya mah kalo polosan mana mungkin," ujar Ki Bungsu Kawangi.
"Sekarang mah gak ada yang polosan," tutur Ibu Siti membantah.***