BABELPOS.ID, PANGKALPINANG - Keluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bangka Belitung (Kemenag Babel) menggelar halal bihalal dan silaturahmi di Auditorium H. Mas’ud Hasan Qolay Kantor Wilayah Kemenag Babel, Senin, (15/05/2023).
Kepala Kemenag Babel, H.Tumiran Ganefo dalam sambutanya mengucapkan terima kasih kepada jajarannya yang sudah mempersiapkan kegiatan ini dengan sangat baik.
Halal bihalal dan silaturahmi menurutnya menjadi bagian penting untuk terus memperkuat semangat kerja sama dan kekompakan seluruh jajaran pegawai yang ada di Kanwil Kemenag dalam mewujudkan 5 nilai-nilai budaya kerja Kementerian Agama yang berintegritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan.
BACA JUGA:Pelunasan BPIH Calon Jemaah Haji Sudah 102,4%, Kanwil Kemenag Babel Makin Optimis
Menurutnya, halal bihalal dan silaturahmi ini merupakan salah satu budaya positif yang harus terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Karena nilai positif dari halal bihalal ini adalah sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci Ramadan yang setiap detik menit dan jamnya senantiasa bertaburkan rahmat dan ampunan sebagai bekal kelak menghadap kepada Allah SWT di akhirat.
"Kemudian orang-orang beriman yang mengerjakan ibadah dengan khusyuk dan penuh keikhlasan selama 30 hari di bulan Ramadan tersebut di hari raya Idulfitri 1 Syawal sebagai tanda ia akan kembali suci atau bersih dari dosa," ujarnya.
BACA JUGA:Kanwil Kemenag Babel dan BAN-S/M Saling MoU Demi Madrasah Berprestasi & Mandiri
Dan setelah rahmatnya Allah SWT juga kembali memberikan kesempatan untuk umat muslim melaksanakan ibadah puasa Syawal selama 6 hari penuh. Dengan melaksanakan ini semua ibadah ini maka genaplah amalan seseorang itu seperti layaknya berpuasa selama 1 tahun.
Untuk itu di Indonesia umumnya, banyak masyarakat yang juga memanfaatkan kesempatan ini untuk merayakan ini dengan melaksanakan acara halal bihalal atau silaturahim.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenag Babel Ajak Tingkatkan Profesionalitas Tata Kelola Wakaf
Setiap daerah terkadang memiliki sendiri untuk nama-nama unik di acara halal bihalal dan silaturahmi tersebut, seperti di Pulau Jawa dikenal dengan Gerebek Syawal, atau di Bangka dengan buka puasa enam dan sebagainya.
“Padahal inti dari momentum ini adalah sekaligus untuk mencairkan hati dan tindakan kita yang kusut, yang selama ini barangkali sempat atau pernah membuat orang-orang di sekitar kita menjadi merasa terganggu dan sebagainya, maka harus di uraikan dengan halal bihalal,” ujar Tumiran.
BACA JUGA:Penentuan 1 Syawal, Kemenag Babel Ajak Tunggu Keputusan Resmi Pemerintah
Ia mendorong kepada seluruh jajarannya maupun masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan halal bihalal ini untuk memperkuat jalinan silaturahmi, saling memaafkan dan meminta maap atas perbuatan keliru atau dosa yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya.