Ijal pun harus gigit jari, karena tidak bisa lagi mengisi BBM.
BACA JUGA:Harga BBM Ini Turun, Berikut Rinciannya
Tak percaya begitu saja, Ijal kemudian berpindah ke SPBU Paritpadang, Sungailiat.
"Tapi sama, ketika tunjukkan barcode, katanya sudah dipakai 40 liter. Jadi gak bisa mengisi lagi," tuturnya.
Menurutnya, dari keterangan petugas SPBU, sudah ada beberapa orang yang mengalami hal serupa. Mereka kemudian menyarankan berkoordinasi dengan petugas pendaftaran BBM subsidi yang sore itu sudah tidak ada di SPBU.
Ijal menduga plat nomor kendaraannya dipakai pihak tertentu atau secara acak oleh pihak yang bermain.
"Kemungkinan ada pengerit bermain dengan oknum petugas SPBU. Karena faktanya memang masih banyak yang berjualan BBM subsidi di pinggir jalan," tukasnya.
Ijal mendesak pemerintah dan Pertamina mengevaluasi sistem pembelian digital ini. Jika infrastrukturnya belum siap sebaiknya dihentikan.
"Kita paham maksud pemerintah membatasi kuota BBM subsidi ini. Tapi kalau memang belum semua kendaraan memiliki barcode, jangan diterapkan dulu. Jangan barcode boleh, masukkan plat kendaraan boleh. Akibatnya bocor seperti ini. Pemilik asli tidak tahu kuotanya dipakai orang lain pakai catat plat nopol. Artinya gak efektif juga kebijakan ini, masyarakat direpotkan, BBM bocor, pemerintah tetap rugi juga," imbuhnya.
Ijal berencana mengadukan masalah ini ke Ombudsman Babel untuk mengungkap penyalahgunaan kuotanya. "Saya minta Ombudsman meminta Pertamina membuka data pembelian BBM dengan plat nomor kendaraan saya. Karena semua data transaksi, lokasi, jam terekam di aplikasi My Pertamina itu, dan itu bisa mengungkap semua," tukasnya.
BACA JUGA:Kapolresta: Kasus Penyelewenangan 22 Ton BBM Ilegal Sudah P21
Pengalaman serupa dialami Suhdi. Dosen Fakultas Teknik UBB ini bahkan beberapa kali mengalaminya.
"Sudah tiga Minggu ini saya tidak dapat Pertalite. Saya tunjukkan barcode ke petugas SPBU, katanya sudah dipakai, jadi tidak bisa mengisi lagi," keluhnya.
Suhdi menduga kuotanya dipakai secara manual pihak tidak bertanggungjawab dengan memasukkan nomor polisi kendaraannya.
"Bingung juga kita, mau ngisi BBM tidak bisa terus, sudah dipakai orang lain," gusarnya.