RAKYAT negeri ini paham betul, bahwa tak lama lagi akan datang 'orang-orang baik', 'organisasi-organisasi baik', yang akan berbagi untuk mereka.
Oleh: Syahril Sahidir - CEO Babel Pos Grup
HANYA masalahnya, akan mulaikah 'orang-orang baik' dan 'organisasi-organisasi baik' itu berbagi di Bulan April 2023 mendatang? Karena di saat itu nantinya rakyat begitu banyak kebutuhan, terutama umat muslim?
Maklum, Idul Fitri?
Persoalannya memang, kalau keburu berbagi, takut rakyat keburu lupa karena Pilkada dan Pemilu tahun 2024 masih cukup lama. Di sisi lain, kalau tak berbagi, takut rakyat 'lebih lupa lagi' bahkan berusaha 'melupakan' karena saat Idul Fitri mereka 'dilupakan'?
Memang, saat-saat demikian adalah waktu yang sangat efektif untuk menarik simpatik dengan mengulurkan atau dengan nama lain 'bagi-bagi rezeki' di kala memang dibutuhkan? Atau apalah namanya dan bentuknya, bisa jadi dalam bentuk ayam, daging, uang, serta berbagai wujud lainnya yang intinya 'tanda silaturahmi'. Atau yang populer, Te-Ha-Er (THR)?
***
SEBENARNYA, Kalaulah 'bagi-bagi' itu tidak beriringan dengan Pemilu/Pilkada, tentu terasa begitu lebih indah.
Tapi, apakah bernilai politis?
Pasti! Jika yang membagikan itu adalah politisi atau organisasi politik. Hanya, momentum jelang hari besar akan berbeda maknanya ketika jauh dari hari besar.
Lantas, manakah yang jauh lebih bermakna?
Tentu yang jauh dari momentum Pemilu/Pilkada, karena ketika itu rakyat merasa mereka 'tidak dilupakan'. Sebaliknya, 'bagi-bagi' di momentum hari besar hanya karena menjelang Pemilu dan Pilkada, rakyat akan lebih memaknainya sebagai upaya 'penyuapan' atau halusnya, karena 'ada maunya'.
Jadi, yang lebih bagus mana?
Tentu yang lebih baik lagi adalah rutin, tak hanya karena momentum hari besar, tapi memang sudah rutin, dengan bentuk dan wujud menyesuaikan. Yang seperti ini akan lebih melekat, bahkan rakyat sendiri sudah merasa 'teragendakan' dengan program itu dari si anu, atau dari organisasi anu. Untuk yang dengan pola terakhir ini cenderung tak terkalahkan.
***