SIANG itu, Bujang PeDe disuruh Emak pergi ke warung Bik Mino yang ada di ujung jalan. Bujang diminta Beli beras, garam, telur, minyak goreng, kecap, dan cabe. Berulang kali Emak cakap apa saja yang harus dibeli. Sebab Emak tahu Bujang kalau datang erornya sering lupa.
"Perlu dicatat gak," tanya Emak.
"Ngak usah Mak, aku ingat. Belum pikun aku," kata Bujang dengan tetap PeDe.
Emak diam saja. Lagi pula emak sedang menyapu halaman yang sudah penuh daun. Daun yang berasal dari pohon jambu dan mangga di depan rumahnya.
"Bujang berangkat yak Mak, Assalamualaikum," kata Bujang.
"Waalaikumsalam. Cepat pulang Jang, Emak mau masak," kata Emak.
Bujang berjalan santai. Selembar uang lima puluh ribu digenggamnya di tangan kanan. Sementar di tangan kirinya ada sebuah hp android warna hitam. Sengaja dipegang, siapa tahu Maysaroh sang Pujaan melihat dan minta no WA-nya.
Warung tak jauh. Paling hanya setengah kilo. Warung itu berseberangan dengan kedai kopi, Mang Gareng. Kedai kopi yang selalu ramai jam makan siang. Penuh dengan anak muda yang nongkrong. Bujang juga kerap ke sana.
Saat akan masuk halaman warung Cik Mino, Bujang dipanggil oleh dua sohibnya yang ada di kedai. Sebenarnya Bujang malas, tapi karena sudah diteriaki ia datang juga.
"Mau apa kau ke warung Cik Mino," sapa temannya yang biasa dipanggil Odoy.
Bujang pun bercerita perintah emaknya. Nah, eror Bujang mulai masuk. Ia lupa daftar belanjaan.
Malah melihat teman-temannya, ia malah ingat pesan emak, beli Chips untuk main domino. Bukan Bik Mino?
"Sudahlah duduk sini dulu. Kau tahu, barusan si Odoy JP 45-B. Kakek merah bersusun rapi. Saya kebagian 1B dan beli 1-B, kini naik jadi 5-B," kata temannya bernama Ipank.
Bujang ternganga. Selama ini dia belum pernah merasakan JP. Tapi langsung tersenyum ketika dapat kiriman 1-B dari dari Ipank.
Maka ketiganya pun bermain bersama. Bujang dengan penuh keyakinan langsung pasang tancap gas, pasang maxbet. Sudah Langsung ditekannya 100 putar. Belum dua menit, chips bujang sudah teriak "tentukan" alais game over.