Ada apa Gerangan dengan 'Beliau'?

Senin 02-01-2023,07:00 WIB
Editor : Babelpos

Jokowi pernah berujar bahwa setelah dia --habis jabatan--, mungkin giliran berikutnya adalah Prabowo?  Dan, gara-gara ini hebohlah negeri ini.  

Belum lagi tuntas, tiba-tiba ribuan manusia pendukung Jokowi --di luar PDI Perjuangan-- berkumpul membuat sesak Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).  

Terlibat atau tidak, langsung maupun tidak langsung, Jokowi tetap akan dinilai terlibat dan terkait dalam pengumpulan massa tersebut.  Sebagai Presiden, apakah patut melakukan itu?  Dan sekali lagi, itu berarti 'ulah' Istana juga?  

Lebih kontroversi lagi, ketika Jokowi mengeluarkan pernyataan, agar memilih Presiden yang meemikirkan rakyat. Ciri--cirinya, 'rambut putih' dan muka banyak 'kerutan' yang jelas mengarah ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dan, pernyataan ini lagi-lagi bikin heboh.  Maklum, yang ngomong Presiden RI.  Dan itu berarti Istana juga?

Sebenarnya, Istana jika ingin 'bermain', bermainlah di atas semuanya, atau jangan 'bermain' sekalian.  Karena semua tahu dan sadar, tidak 'bermain' pun Istana tetap akan dinilai 'bermain'.  

Bukankah ini semua politik?

sekali lagi,, 'beliau' tentu sadar akan hal ini?

***

SECARA politis, rezim sekarang ini sadar atau tidak pernyataan-pernyataan yang kerap mencuat dari lingkungan kekuasaan atau lingkungan 'beliau' justru terkesan kurang 'sopan' dalam melempar wacana berpolitik.  Terutama dalam hal membangun isu yang menyangkut perpanjangan kekuasaan.

Sekali lagi, ironisnya pula, yang melontarkan isu-isu perpanjangan kekuasaan secara inskonstitusional itu justru lahir bukan dari partai penguasa -PDI Perjuangan--, tapi malah dari pentolan-pentolan partai koalisi kekuasaan.

Seperti dari mulut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar --soal wacana penundaan Pemilu--.  

Lalu ada juga agar Presiden Jokowi 3 Periode dari Ketua DPP Asosiasi Pemeerintah Desa Inndonesia (APDESI) Surtawijaya.  

Berikutnya, dari Ketua MPR Bambang Soesatyo (Golkar), soal perpanjangan jabatan Presiden.  

Ditambah lagi dari Menko Marves, Luhut Binsar juga perpanjangan jabatan yang ditambah bahwa itu keinginaan rakyat dari big data yang dia punya --yang hingga sekarang tidak pernah dia keluarkan-- bagaimana gerangan big datanya itu?  

Intinya, orang-orang yang berada di lingkar kekuasaan ini mencoba melempar wacana, siapa tahu rakyat menerima?

Kategori :

Terkait

Senin 16-10-2023,14:32 WIB

22 Tahun Babel Pos, Tiada Duanya

Minggu 06-08-2023,20:42 WIB

Gerung Kesandung

Senin 24-07-2023,04:00 WIB

Kalkulasi Pilpres