PANGKALPINANG - Kepala Perwakilan BKKBN Bangka Belitung, Fazar Supriadi Sentosa bersama Kasiter Korem 045 Garuda Jaya, Letnan Kolonel Infanteri Mujahidin Al Ihwan, melaksanakan talkshow di B’Due Radio Streaming Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka TNI Manunggal KB Kesehatan dan Percepatan Penurunan Stunting.
Fazar mengatakan bahwa Presiden telah menunjuk BKKBN sebagai Ketua pelaksanaan program percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia.
“Jadi sekarang ini stunting menjadi program prioritas BKKBN. Perlu berbagai usaha terus menerus untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup manusia serta menurunkan angka stunting nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024. Karena itu BKKBN melibatkan lintas sektor seperti TNI yang sudah lama bermitra dengan BKKBN,” kata Fazar.
Sedangkan menurut Mujahidin, stunting masuk dalam program unggulan TNI. Bahkan, dari jajaran atas sampai bawah, korem, kodim dan koramil ikut serta menurunkan angka stunting di daerah masing-masing.
“Di Tingkat Nasional, Bapak Kasad Jenderal TNI telah dikukuhkan selaku Bapak Asuh Stunting pada 29 Juni 2022 dan menjadi trigger bagi jajaran di wilayah. Di Korem 045 ini dari Danrem, Kasrem sampai Kasi masing-masing memiliki anak asuh stunting yang dipantau kondisinya dan diberikan bantuan selama 6 bulan,” kata Mujahidin.
Kegiatan Pencanangan TNI Manunggal KB Kesehatan yang merupakan kegiatan lintas sektoral untuk meningkatkan pencapaian Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana) telah dilaksanakan pada 26 September 2022 di Rumkitban DKT.
Kegiatan tersebut bersamaan dengan Pengukuhan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yaitu Danrem 045 Garuda Jaya, Plt. Gubernur dan Ketua TP PKK serta Ketua Dharma Pertiwi Kepulauan Bangka Belitung.
BKKBN telah meluncurkan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) guna meningkatkan gizi pada anak-anak yang mengalami masalah tumbuh kembang. Program Bapak Asuh ini memiliki target prioritas pada anak/bayi dengan usia dibawah dua tahun.
Bapak asuh ini memiliki konsep setiap donator akan membantu anak-anak asuhnya yang terdampak stunting dan berasal dari keluarga tidak mampu melalui pemberian makanan sehat dan bergizi seimbang.
Kasus stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen atau termasuk kronis. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen.(rel)