Setelah Agresi Militer Belanda Kesatu tanggal 20 Juli 1947 dan pembentukan Dewan Bangka (Bangka Raad) pada tanggal 11 November 1947, pulau Bangka di bawah kekuasaan Pemerintah Belanda dan yang menjadi Residen Bangka Belitung adalah Dr. C. Lion Cachet dengan Asisten Residen bernama Dr. Boerenbeker.
Pada masa antara tanggal 22 Desember 1948 sampai 6 Juli 1949 adalah masa yang sibuk bagi Kota Pangkalpinang karena menjadi tempat kedatangan dan pertemuan antara pemimpin Republik Indonesia yang diasingkan ke Bangka dengan Belanda serta BFO (Badan Permusyawaratan Federal bentukan Belanda) yang dimediasi oleh KTN dan UNCI sebagai lembaga yang dibentuk Dewan Keamanan PBB untuk menyelesaikan masalah atau sengketa antara Indonesia dan Belanda.
Pada Tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintahan Republik Indonesia kemudian pada Tanggal 22 April 1950 menetapkan R. Soemardjo sebagai Residen Bangka Belitung dengan kedudukan ibukota keresidenan di Kota Pangkalpinang.
Perkembangan Kota Pangkalpinang sejak ditetapkan menjadi ibukota Keresidenan Bangka pada tanggal 3 September 1913 dan kemudian menjadi ibukota Keresidenan Bangka Belitung pada tanggal 11 Maret 1933 sangat pesat sekali. Kota dengan toponimi generic “pangkal” (feeder point) dan toponimi spesific “pinang” (areca chatecu) yang awalnya hanyalah pusat perdagangan yang melayani entrepot-entrepot dan pusat pengumpulan regional yang penting di pulau Bangka kemudian lambat laun berkembang menjadi polis (kota) yang maju dan lengkap dengan segala fasilitas perkotaannya.
Dalam peta Resident Bangka en Onderh. Opgenomen door den Topografischen dienst in 1928-1929 Blad 34/XXV d. Reproductiebedrijf Topografische dienst, Batavia 1931 Auteursrecht Voorbehouden (Stbl 1912 No.600) disebutkan dengan tegas beberapa kampung besar disekitar pusat Kota Pangkalpinang.
Kampung-kampung yang terletak disisi sebelah Utara soengai Rangkoei meliputi kampung Pangkalbalam, kampung Ampoei, kampung Gabek, kampung Lembawai, kampung Oepas, kampung Djawa, kampung Katak dan kampung Boekit, serta Djalanbaroe.
Selanjutnya kampung-kampung yang terletak di sebelah Selatan soengai Rangkoei meliputi beberapa kampung yaitu kampung Tjina, kampung Dalam, kampung Bintang, kampung Melintang, kampung Sinarboelan, kampung Djeloetoeng, kampung Parit Lalang, dan kampung Semabong, serta kampung Parit Batjang, kemudian terdapat dua kelekak yaitu Kelekak Betoer dan Kelekak Lantai.
Kelekak Betoer saat ini sudah berkembang menjadi kampung Betur, sedangkan Kelekak Lantai posisinya saat ini berada di sebelah Selatan Boekit Kemiri, disisi Barat jalan raya yang menghubungkan Kota Pangkalpinang ke wilayah sebelah Selatannya (Bersambung).