Masihkah si Hakim 'Agung' itu ber-Tuhan? Kenapa perilaku 'syetan' justru lebih kental?
Jika sudah begini, masih pantaskah dipanggil 'Yang Mulia'.
Hanya saja memang, terkuaknya ulah oknum 'Hakim Agung' ini diharapkan tentunya tidak merubah posisi hakim sebagai Wakil Tuhan. Bukan wakil setan. Apalagi Wakil Iblis.
Perlambang hakim simbol kartika, adalah berarti setiap putusan hakim akan dipertanggungjawabkan pada Tuhan Yang Maha Adil.
Lalu ke depannya bagaimana?
Kasus itu menjadi pembelajaran bagi para hakim untuk lebih berhati-hati.
Nah, hati-hati ini pun bisa abermakna ganda, hati-jati dalam 'bermain curang', atau hati-hati terhadap godaan?
Tinggal pilih.***