BACA JUGA: Mabes Polri Bantah Kabar Penangkapan Irjen Ferdy Sambo, Tetapi..
Kehebatan kedua Ferdy Sambo soal memberikan keterangan, pengakuan apa yang telah diperbuatnya. Sebagai tersangka cukup duduk manis di Mako Brimob. Tim Khusus Polri yang mendatanginya.
BACA JUGA: Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo Dicopot, Penggantinya Langsung Wakapolri Komjen Gatot
“Ferdy Sambo cukup tenang di Mako Brimob. Tim Khusus yang harus berjalan menghampirinya. Rombongan iring-iringan, dikawal. Terlihat di layar televisi. Istimewa. Hebat sekali Sambo. Mau diperiksa saja para jenderal yang menyambanginya. Paket lengkap,” ucapnya.
BACA JUGA: Pertanyaannya, Beranikah Brigadir J Lecehkan Putry Sambo di Rumah Ferdy Sambo?
Lalu apa hasilnya dari kedatangan para jenderal itu ke Mako Brimob? Untuk sementara Sambo merasa diinjak-injak harkat dan martabatnya dengan menuding Brigadir J telah melakukan pelecehan seksual.
“Kejadian pelecehan itu terjadi di Magelang. Berubah lagi. Tidak lagi di Komplek Rumah Dinas Duren Tiga. Berbeda dengan pernyataan Polres Jakarta Selatan, Polda Metro Jaya bahkan berbeda dengan apa yang disampaikan Kadiv Humas Polri. Hebat, bisa berubah cepat,” paparnya.
Praktis, kata Syamsul Arifin, apa yang disampaikan berubah 180 derajat dari pengumuman awal yang berulang kali disampaikan ke seluruh rakyat Indonesia.
Pernyataan Sambo bahwa peristiwa pelecehan itu terjadi di Magelang, Jawa Tengah, disampaikan secara lugas oleh Dit Tipidum Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, Kamis 11 Agustus 2022.
“Untuk FS kami periksa terpisah di Mako Brimob Polri sejak pukul 11.00 sampai pukul 18.00 WIB,” jelas Andi Rian Djajadi.
Poin dari hasil pemeriksaan tersebut didapat, bahwa Ferdy Sambo mengatakan dirinya marah dan emosi, karena Putri Chandrawathi (PC) mendapat perlakuan tidak etis dari Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.
“Tindakan Brigadir J sangat melukai harkat dan martabat keluarga. Dirinya menjadi marah dan emosi mendapatkan laporan itu dari istrinya PC,” kata Andi Rian Djajadi.
Ya, Kegaduhan akan kasus kematian Brigadir J belakangan terus membanjiri media dan akan terus menjadi sorotan publik dengan kejanggalan-kejanggalan yang dipertontonkan.
“Akhirnya kita tahu ada hikmah dibalik peristiwa yang menyayat nurani ini. Kini tak hanya sosok pelaku dan berbagai motif di belakangnya yang menjadi perhatian masyarakat, tapi juga merambah ke sosok lain yang ikut menskenariokan kejadian tragis tersebut,” kata Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie.
Lagi-lagi, sambung Jerry, publik dibuat terkejut oleh orang yang katanya alim, tapi tega berbuat kejahatan yang tak masuk akal.
“Hal ini kian diperparah dengan adanya penasihat kepolisian Fahmi Alamsyah yang diduga ikut mendesain bagaimana kronologi fiktif itu disampaikan ke publik. Nyawa seseorang dipermainkan. Warga Se-Indonesia kena Prank Polisi,” timpalnya.