*Pemantauan Tumbuh Kembang Anak --
BABELPOS.ID, BANGKA BARAT - Sejumlah dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan bimbingan teknis KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) bagi Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelapa Kabupaten Bangka Barat, Rabu (6/7/2022).
Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan mahasiswa dan beberapa narasumber diantaranya Antarini, Endriyani Martina Yunus dan Liana Devi Oktavia.
Ketua Tim Bimtek, Antarani mengatakan, dipilihnya Kabupaten Bangka Barat sebagai tempat pengabdian lantaran wilayah tersebut merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sedang berupaya menjadi wilayah bebas angka gizi buruk (zero stunting).
Hal ini, katanya, dikarenakan angka stunting di Bangka Barat mencapai 12,38 persen atau menjadi yang tertinggi di Provinsi Bangka Belitung.
“Terdapat tiga kecamatan yang menjadi perhatian kasus stunting di Bangka Barat, yakni Kecamatan Jebus, Simpang Teritip, dan Kelapa. Nah, di Puskesmas Kelapa, data prevalensi balita stunting per September 2020 menjadi yang tertinggi diantara delapan Puskesmas di Kabupaten Bangka Barat dengan jumlah 441 balita atau mencapai 16 persen,” jelas Antarani.
Diterangkan Antarani, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelapa Kabupaten Bangka Barat tentang skrining atau deteksi dini tumbuh kembang dengan menggunakan kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) serta dapat menangani permasalahan stunting.
Dikatakannya, pelaksanaan edukasi kepada masyarakat tentang deteksi dini ini diawali dengan pencarian data tentang kejadian stunting di Kabupaten Bangka Barat.
Dari pencarian data tersebut, katanya, diperoleh informasi bahwa kejadian stunting terbanyak terdapat di Puskesmas Kelapa dari delapan Puskesmas se-Kabupaten Bangka Barat.
“Oleh karenanya pemberian edukasi kesehatan kepada para kader tentang deteksi perkembangan anak menjadi sangat penting dilakukan sedini mungkin untuk mendeteksi adanya keterlambatan perkembangan pada anak, kasus keterlambatan perkembangan yang ditemukan sejak dini dapat mempermudah intervensi yang diberikan dan meningkatkan keefektifitan terapi yang diberikan,” kata Antarani.
Lebih lanjut dijelaskan Antarani, berdasarkan kuesioner pre test yang dibagikan kepada 25 peserta yang terdiri dari kader Posyandu dan ibu yang memiliki balita didapatkan rata-rata nilai peserta pre test yaitu 35,0.
Kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan atau edukasi dan praktik simulasi deteksi tumbuh kembang anak tentang pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang anak yaitu KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) diberikan kuesioner post test dan didapatkan nilai rata-rata post test 76,5.
“Hasil Penilaian dari deteksi tumbuh kembang anak, semua kader dapat melakukan deteksi guna perkembangan dengan KPSP dan setelah melakukan KPSP kader harus melakukan interpretasi hasil dan menyampaikan hasil deteksi perkembangan pada orang tua atau pengasuh.
KPSP bertujuan mengetahui perkembangan seorang anak apakah sesuai dengan usianya atau ditemukan kecurigaan penyimpangan,” paparnya.
Sementara dalam bimtek ini diisi dengan ceramah, diskusi, studi kasus dan simulasi. Dimana kegiatan dibagi dua sesi.