Cegah Perundungan di Sekolah, Ini Tiga Cara Menurut Luna Febriani

BABELPOS.ID, TOBOALI - Pembulian atau perundungan yang terjadi di sekolah merupakan masalah besar yang kerap dihadapi oleh dunia pendidikan, selain kekerasan seksual dan intoleransi. 

Data menunjukkan, kasus perundungan yang terjadi di dunia pendidikan terutama sekolah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BACA JUGA:Kasus Dokter Surya Masih Terus Berlanjut, Berkas Perkara Masuk Tahap Dua

Perundungan yang kerap terjadi di sekolah berupa perundungan fisik, verbal hingga psikologis.

 Permasalahan perundungan di dunia pendidikan ini sudah seharusnya dicegah serta  ditangani serius, mengingat ini akan berdampak besar bagi siswa yang korban dan untuk memutus rantai perundungan di sekolah itu sendiri. 

BACA JUGA:Nyeri Punggung Saat Duduk Lama, Begini Cara Mencegahnya

Dosen Universitas Bangka Belitung (UBB) Luna Febriani mengatakan, secara sosiologis  perundungan ini dapat dikategorikan sebagai bentuk penyimpangan, karena perilaku perundungan ini melanggar suatu norma dan tatanan yang ada dalam dunia pendidikan.

BACA JUGA:Dedikasi Bidan Desa Diapresiasi Bupati Algafry

" Perundungan biasanya dilakukan oleh pelaku yang 'merasa' memiliki kekuatan atau kekuasaan lebih kepada mereka atau korban yang dianggap tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan atau tidak berdaya," sebutnya, Senin (21/04).

" Contohnya yakni kakak tingkat vs adik tingkat, kelompok vs perseorang dan sebagainya.

Oleh karena itu, perundungan juga berhubungan dengan pembentukan identitas kelompok maupun pribadi terutama bagi pelaku itu sendiri," sambungnya. 

BACA JUGA:Pentingnya Melakukan Pemeriksaan Kandungan

Dikatakannya, dengan melakukan perundungan, pelaku seakan  ingin menunjukkan identitas dan kekuasaan mereka yang superior kepada korban maupun siswa lainnya.

Mengingat adanya pelibatan kekuatan dan kekuasaan ini, yang terjadi korban perundungan enggan melaporkan kasus perundungan yang terjadi pada mereka.

Sumber: