Hoaks Vs Hak Pilih, Mahasiswa INPALAS 12 Dilatih Cerdas Memilih di Tengah Banjir Informasi
Mahasiswa INPALAS 12 Dilatih Cerdas Memilih di Tengah Banjir Informasi--Foto: ist
Ketua Yayasan INpalas 12, Maswan, menggarisbawahi pentingnya literasi digital di dunia saat ini. "Karena berita palsu terus berkembang secara masif, penting bagi kita untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan soft skills yaitu kemampuan untuk berpikir kritis dalam menghadapi banjirnya informasi Dengan memberdayakan kaum muda untuk menjadi warga negara yang paham media, inisiatif seperti "Sekolah Kebangsaan Tular Nalar" memainkan peran penting dalam menjaga integritas pemilu dan mempromosikan pemilih yang lebih kritis, " katanya.
BACA JUGA:Melalui Sekolah Kebangsaan, MAFINDO Babel Ajak Pelajar Jadi Pemilih Cerdas
BACA JUGA:Mafindo Luncurkan Program Tular Nalar Akademi Lansia
Peserta terlibat dalam lokakarya dan simulasi interaktif yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan yang baru mereka peroleh ke skenario dunia nyata. Seorang siswa, Sri Mawardiyah, berbagi antusiasmenya terhadap program ini, menyatakan, "Saya belajar banyak tentang cara mengenali berita palsu dan pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya."
Kegiatan ini disambut baik oleh semua peserta yang merasa mendapatkan banyak manfaat dari materi yang disampaikan. Salah satu peserta, Sri Mawardiyah, menyampaikan kesannya terkait kegiatan tersebut.
“Kesan saya sangat positif. Saya mendapatkan banyak ilmu baru tentang penginderaan hoaks, demokrasi, pemilu, dan cara memilah hoax. Materi disampaikan dengan sangat baik, karena metode diskusinya dalam bentuk kelompok sehingga membuat kami lebih aktif terlibat dalam diskusi," kata Mawar.
Mawar juga menyampaikan pentingnya sesi praktik yang dilakukan. "Praktik penyampaian berita dari ujung ke ujung tadi sangat seru. Kami belajar langsung tentang bagaimana hoaks bisa menyebar dan cara mengidentifikasinya. Kami juga membahas sanksi-sanksi terkait penyebaran berita hoaks, serta bagaimana mencari informasi yang terpercaya.”
Tidak hanya Mawar, peserta lain juga mengungkapkan hal serupa. Menurut mereka, kegiatan ini memberikan pandangan baru tentang cara menyaring informasi, belajar bagaimana memilah antara berita hoaks atau fitnah. “Informasi yang saya dapatkan sangat bermanfaat, dan saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menyaring berita yang saya terima dari media sosial," ujar salah satu peserta.
Kegiatan Sekolah Kebangsaan ini juga melibatkan simulasi interaktif, di mana peserta diajak untuk langsung berpraktik dalam menyaring berita hoax serta memahami proses tahapan pemilu. Selain itu, diskusi mengenai dampak berita hoax terhadap masyarakat dan pentingnya sanksi hukum bagi penyebar hoax menjadi sorotan penting dalam kegiatan ini.
BACA JUGA:Rektor Institut Pahlawan 12 Jadi Pembicara Konferensi Internasional di UGM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: