Kakanwil Harun Sulianto Kunjungi Hutan Pelawan Bangka Tengah, Ada Apa?

Kakanwil Harun Sulianto Kunjungi Hutan Pelawan Bangka Tengah, Ada Apa?

--

PANGKALPINANG - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Bangka Belitung, Harun Sulianto bersama Tenaga Ahli Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Oka Hiroyuki kunjungi Hutan Pelawan di Desa Namang Bangka Tengah, Selasa (02/07/2024).

Kakanwil Harun Sulianto dan rombongan disambut langsung oleh Zaiwan, Kepala Desa Namang Bangka Tengah. Zaiwan menyampaikan, jika ia tak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk melestarikan Hutan Pelawan yang merupakan sumber kehidupan dari Lebah Madu Pelawan

Untuk mendukung hal tersebut, pada tahun 2008 Zaiwan dan jajaran Desa membuat Peraturan Desa (Perdes) untuk melindungi Hutan Pelawan agar ekosistem lingkungannya baik.

Kades Zaiwan mengatakan, saat ini masyarakatnya mendapatkan penghasilan dari madu di Hutan Pelawan. Para petani madu hutan Pelawan di Desa Namang menerima pendampingan dari Dinas Perdagangan dan Koperasi Bangka Tengah dan Bank Sumsel Babel untuk mengemas dan memasarkan produk ke luar Pulau Bangka.

Berkat usahanya tersebut, pada tahun 2010 ia dianugerahi penghargaan Wana Lestari dari Menteri Kehutanan dan diundang langsung ke Istana Presiden Republik Indonesia atas pelindungan Hutan Namang seluas 300 hektar tersebut.

Dikatakan Zaiwan, Hutan Pelawan merupakan tempat bagi para lebah yang menghasilkan madu pahit atau biasa disebut Madu Pelawan. Madu Pelawan dihasilkan dari kawanan lebah yang menghisap bunga dari pohon Pelawan.

Pohon Pelawan sendiri merupakan salah satu kekayaan hayati yang ada di Bangka Belitung yang seluruh bagiannya, mulai batang, akar, hingga ujung rantingnya berwarna merah.

Madu Pelawan, kata Zaiwan diyakini ampuh meningkatkan imunitas dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Rasa pahit pada Madu Pelawan juga hanya bisa terjadi jika lebah mengonsumsi sari bunga dari Pohon Pelawan.

Untuk memperoleh Madu Pelawan harus menunggu panen lebah yang membuat sarang di Pohon Pelawan. Masa panennya harus menunggu selesainya musim bunga dari Pohon Pelawan.

Keunikan lain dari Hutan Pelawan yaitu tumbuh suburnya jamur pelawan yang memiliki nilai jual tinggi. Jamur pelawan tumbuh ketika pergantian musim. Yakni dari musim panas ke musim hujan. 

Kakanwil Harun Sulianto dan tenaga ahli JICA untuk Ditjen KI Oka Hiroyuki mengapresiasi upaya pelindungan Hutan Pelawan yang dilakukan oleh Kades Namang.

Harun menuturkan, saat ini Kanwil Kemenkumham Babel bersama Pemerintah Desa Namang bekerja sama dalam mendaftarkan Madu Pelawan ke Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham sebagai salah satu Potensi Indikasi Geografis dari Babel.

Disampaikan Harun Sulianto, Desa Namang merupakan salah satu Desa Binaan Sadar Hukum Kanwil Kemenkumham Babel. Kades Namang Zaiwan juga berhasil meraih penghargaan pada anugerah Paralegal Justice Award (PJA) yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional Kemenkumham Juni 2024 lalu di Jakarta.

Desa Namang, kata Kades Zaiwan juga memiliki berbagai prestasi, yaitu Penghargaan Adi Karya Pangan Nusantara 2013, Penghargaan Hutan Pelawan sebagai Hutan Pariwisata Award Bidang Lingkungan, Penghargaan Paramakarya 2017 dan teranyar, menjadi Desa Mandiri serta Desa Wisata di tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: