Awer Demam Bangka, Tewaskan Residen dan Bikin Belanda Ketar-ketir
Gubernur Erzaldi Ketika Ada Wabah Demam Awer Bangka yang Langsung ke Pulau Lepar dan Pulau Pongok.--
BABELPOS.ID.- Adalah tahun 2021 lalu, ketika Pemerintah --termasuk Pemerintah Daerah-- tengah berjibaku melindungi warga dari serangan covid-19 atau corona, beredar kabar warga Pulau Lepar dan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan (Basel) diserang wabah penyakit mematikan. Tapi menurut warga setempat, itu bukan corona, tapi demam musiman yang disebut dengan Awer demam Bangka.
Kontan hal ini disampaikan ke Gubernur Babel, Erzaldi Roesman saat itu yang juga Kasatgas Covid-19.
Erzaldi pun langsung bereaksi dan turun ke lokasi.
Erzaldi setiba di Puskesmas bersama Kepala Dinas Kesehatan Babel dan Bangka Selatan, Camat Lepar Pongok, Kades Tanjung Labu langsung berdialog dengan warga yang sedang melaksanakan vaksinasi. Karena mendengar banyak warga yang meninggal dunia disebabkan sebelumnya menderita Demam Awer (salah satu penyakit musiman yang dipercaya oleh masyarakat Pulau Lepar).
BACA JUGA:Pemprov Babel Akan Beri Apresiasi Berbagai Pihak yang Terlibat Pada Penanganan Covid-19
"Masalah e Ku lum suah nenger deman ne, (masalahnya saya belum pernah dengar demam ini)," ungkap Gubernur Erzaldi yang juga putra mantan Walikota Pangkalpinang, Roesman Djohan itu.
Dalam laporan yang masuk ke Gubernur Erzaldi, dikatakan ciri demam awer adalah berupa demam, batuk, pilek, sesak nafas. Batuk pilek biasa menurutnya, tetapi jika disertai sesak nafas ini tergolong berat. Jadi nyaris sama dengan gejala covid-19.
"Terserah ikak nek madah Demam Awer, tapi kewajiban kami nek ngelindung ikak. Jangan sampai kelak, Awer ne kemana-mana (terserah kalian mau bilang ini Demam Awer, tapi kewajiban kami mau melindungi kalian. Jangan sampai nanti, Awer ini kemana-mana)," ungkap Erzaldi.
Apa itu Awer Demam Bangka?
Ternyata penyakit ini memang sudah ada sejak zaman kolonial.
BACA JUGA:Nah, COVID-19 Varian Arcturus Mulai Naik?! Ini 10 Gejalanya
Menurut Dato' Akhmad Elvian, DPMP, Sejarawan dan Budayawan Babel, tahun 1824, dalam laporan Belanda dinyatakan bahwa Pulau Bangka dinyatakan tidak sehat. Berdasarkan data banyak Pejabat dan pasukan Belanda di Bangka yang tewas akibat mewabahnya penyakit atau orang Bangka menyebutnya Awer Demam Bangka.
Penyakit yang mewabah dengan gejala demam tinggi dan rasa sakit yang luar biasa sampai membuat tulang gemetar yang menurut cerita orang tua tua di Bangka sering disebut demam kurak mengkejer tulang. Anehnya lagi penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi bulan serta pasang surut air laut. Bila air laut pasang maka panas tubuh orang yang kena demam Bangka akan tinggi dan bila air laut surut, kondisi panas tubuhpun menurun.
Demam Bangka mewabah dan berlangsung sekitar satu setengah tahun. Berdasarkan tulisan Kemp (1917) halaman 192 sebagaimana dikutip Heidhues (2008; 37) dalam surat Raffles tanggal 11 Februari 1814, dinyatakan bahwa wabah penyakit telah menjadi masalah utama terutama pada prajurit Sepoy India yang bertugas di Bangka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: