20 Tahun Berdiri, Ini Rancangan dan Filosofi Pakaian Adat Basel
Rapat Tim Perancang Baju Adat Basel.--Ilham
BABELPOS.ID, TOBOALI - Sudah 20 tahun berdirinya Kabupaten Bangka Selatan (Basel), hingga sekarang belum ada pakaian adat resmi yang dipakai setiap ada kegiatan resmi maupun kegiatan lainnya.
Karena itu Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Basel menggelar rapat dalam rangka menetapkan pakaian adat Melayu, di ruang Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Basel.
Selain dihadiri oleh ketua, wakil, sekretaris dan Tim Perumus LAM Basel, rapat penetapan baju adat juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan yang diwakili oleh Kabid Pembinaan kebudayaan Andri Taufiqullah, Pamong Budaya, dan desainer sekaligus pekerja seni Rendi Agustian.
BACA JUGA:Lakso Habang Jadi Warisan Budaya Indonesia
BACA JUGA:Wakili Babel Pemilihan Duta Wisata Nasional di Bali, Bupati Riza Ajak Dukung Azriel dan Aldisya
Kabid Pembinaan Kebudayaan Taufiqullah dalam sambutannya menyampaikan, agar LAM Basel bisa segera menetapkan rancangan pakaian adat.
"Kita sudah 20 tahun berdiri, tetapi pada hari ini bakal menjadi tonggak sejarah Basel mempunyai pakaian adat yang merupakan identitas bagi kita," ujarnya, Sabtu (07/10).
Dikatakannya, bahwa sebenarnya rapat penetapan rancangan pakaian adat ini sudah beberapa kali dilaksanakan, tetapi karena para pengurus utama banyak kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga pada Kamis (05/10) kemarin akhirnya bisa menggelar rapat.
"Semoga dengan gelaran rapat tersebut, Negeri Junjung Besaoh ini bakal mempunyai pakaian adat yang merupakan sebagai identitas diri," tutupnya.
BACA JUGA:Meriahnya Malam Final Fashion Show Kebaya, Bupati Riza Ajak Lestarikan Warisan Budaya
BACA JUGA:Komisi 2 DPRD Basel Soroti Anggaran Pemeliharaan Bangunan Wisata Cuma 50 Juta
Ketua LAM Basel Kulul Sari mengatakan, penetapan ini sangat penting mengingat pakaian adat ini sudah sering menjadi pertanyaan, juga beberapa sekolah menanyakan tentang pakaian adat sebagai identitas kabupaten Basel.
"Pada penetapan pakaian adat ini, kita melakukan penyesuaian terhadap pakaian adat tradisional yang telah ada sebelumnya," ucapnya.
Sementara itu, Marwan Dinata yang dibantu Dwikki Ogi Daswara menjelaskan rancangan pakaian adat tersebut dimulai dari Sindeng atau penutup kepala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: