Ngeri, Antraks pada Sapi Bisa Menular ke Manusia

Ngeri, Antraks pada Sapi Bisa Menular ke Manusia

Salah satu peternakan sapi di Babel--

BABELPOS.ID, KOBA - Penyakit antraks yang umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi lebih mengerikan dibanding virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).

Diketahui, hingga saat ini Kabupaten Bangka Tengah dan Provinsi Bangka Belitung secara umum masih dinyatakan bebas antraks.

Lebih lanjut, antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Subkordinator Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah, drh. Rahmawati mengatakan bahwa memang saat ini belum ada kasus ataupun laporan gejala-gejala adanya penyakit antraks.

"Maka dari itu, kalau di kita tidak terlalu heboh, karena memang tidak ada," ujar Rahmawati, Jumat (4/8/2023).

Ia menuturkan bahwa awal mula terjadinya antraks ini di daerah Bogor bertahun-tahun lalu yang saat itu kasus antraks memang banyak.

Kemudian, karena populasi di Bogor cukup banyak, akhirnya sapi-sapi yang terindikasi antraks itu menyebar ke seluruh pulau Jawa.

"Kalau di Pulau Sumatera itu jarang ada kasus antraks," ucapnya.

Rahma menerangkan, hal itu lantaran antraks ini berbeda dengan PMK dan LSD. Pasalnya kalau PMK dan LSD, jika hari ini kena infeksi, besoknya baru sakit dan berminggu-minggu kemudian baru bisa sembuh ataupun mati.

Sementara kalau antraks, jika hari ini terinfeksi, besoknya kemungkinan besar akan mati.

"Antraks ini kan dari bakteri, bukan virus seperti PMK dan LSD. Jadi yang berbahayanya itu spora nya," tuturnya.

Dikatakan Rahma, spora tersebut jika menginfeksi hewan yang sehat, kebanyakan langsung mati mendadak dan keluar darah dari semua lubang yang ada di tubuh seperti mata, hidung, telinga, kemaluan dan anus.

Oleh karena itu, apabila ada sapi yang mati mendadak dan terindikasi antraks, harus segera dikubur.

"Jadi dagingnya tidak boleh dibuka. Karena kalau dibuka dan keluar darah yang mengandung spora, di darahnya itu lah yang banyak bakterinya dan kemudian bisa menyebar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: