BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Empat)

BENTENG PENUTUK   DI PULAU LEPAR  (Bagian Empat)

Dato’ Akhmad Elvian, DPMP - Sejarawan dan Budayawan, Penerima Anugerah Kebudayaan- FOTO: Ilust babelpos.id-

Oleh: Dato’ Akhmad Elvian, DPMP

Sejarawan dan Budayawan

Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia

 

 

PERTEMPURAN sengit antara pasukan Belanda dan Pasukan Raden Keling dan Raden Ali di kawasan pulau Tinggi Kepulauan Lepar berlangsung sekitar 10 menit dan pada pertempuran tersebut gugur Raden Keling beserta 4 orang kerabat dekatnya dan beberapa prajuritnya yang setia dan gagah berani, serta beberapa perwira Belanda mengalami luka-luka. 

------------------------

PERTEMPURAN sengit dijelaskan oleh A Meis Kapitein-Adjudant bij den Generaal-Majoor, Kommandant van het Nederlandsche Oost-Indische leger dalam Verhaal Palembangschen Oorlog van 1819-1821halaman 149: ”...In minder dan 10 minuten waren de onzen geheel meester van deze belangrijke en door 300 man verdedigde positie, en dit met eene magt, die niet meer dan de helft der vijandelijke bedroeg. In de benting en in en bij de rivier, vond men een groot getal dooden, waaronder herkend werden Radeen Kling zelf, Radeen Machmoed, de vrouw, dochters en de schoonzoon van Radeen Ali en nog eenige personen van aanzien; men vond voorts  ijzeren kanons, lillas, 2 zware donderbussen en meer undere wapens. Wij telden 5 dooden en 10 gewonden, onder welke laatsten de Kapitein Van Der Wijck en de Luitenant De Fruy….”,

Maksudnya:…”Dalam waktu kurang dari 10 menit orang-orang kami (pasukan Belanda) telah sepenuhnya menguasai posisi penting ini, yang dipertahankan oleh 300 orang, dan ini dengan kekuatan tidak lebih dari setengah kekuatan musuh. Di dalam benteng dan di dekat sungai, ditemukan banyak orang mati, di antaranya dikenal Radeen Kling sendiri, Radeen Machmoed, istri, anak perempuan dan menantu Radeen Ali, dan beberapa orang terpandang lainnya; meriam besi, lilla, 2 dunderbussen dan lebih banyak senjata juga ditemukan. Kami menghitung 5 tewas dan 10 luka-luka, yang terakhir termasuk Kapten Van Der Wijck dan Letnan De FFruy…”.

BACA JUGA:BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Satu)

Setelah gugurnya Raden Keling dan beberapa orang pengikut setianya pada pertempuran di Benteng Pulau Tinggi, Kepulauan Lepar, pada Tanggal 10 Oktober 1820, perlawanan gigih melawan pasukan Belanda masih terus berlanjut dan dipimpin oleh  Raden Ali, putera Raden Keling. Raden Ali yang berhasil meloloskan diri ke wilayah Nyireh bergabung dengan Batin Ganing, kepala rakyat di wilayah Nyireh. Dari wilayah Nyireh inilah kenudian dibangun pusat kekuatan baru untuk menghadapi pasukan Belanda. Gugurnya Raden Keling menyebabkan Sultan Kesultanan Palembang Darussalam Mahmud Badaruddin II, pada bulan November 1820 mengirimkan saudaranya Raden Badar dengan 5 Perahu besar bersenjata untuk membantu kekuatan bersenjata Raden Ali. Dalam perjuangannya Raden Ali juga mengirimkan perahu dan utusan guna meminta bantuan ke Lingga dan pulau pulau lainnya. Kesultanan Lingga kemudian membantunya dengan 30 perahu bersenjata yang umumnya berasal dari wilayah Temian dan kemudian perahu perahu bersenjata tersebut umumnya ditempatkan di sungai Nyireh dan Sungai Bangkakota. 

BACA JUGA: BENTENG PENUTUK DI PULAU LEPAR (Bagian Dua)

 

Tercatat dalam sejarah, bahwa sejak ditetapkan Tin Reglement (Tahun 1819) yang memonopoli pertimahan di Pulau Bangka oleh pemerintah Belanda, mendapatkan perlawanan dan penentangan oleh Rakyat Bangka. Pusat-pusat perlawananpun menyebar dan berlangsung dari pusat pusat pertahanan atau dari benteng ke benteng berikutnya yang sengaja didirikan sebagai pusat kekuatan dan pertahanan. Pertempuran atau gerilya lautpun dilakukan dari pulau ke pulau dilaksanakan oleh pejuang pejuang tangguh seperti Raden Keling, Raden Ali, Raden Machmoed dan Raden Badar beserta dengan pengikut pengikut setianya. Pusat pusat pertempuran terjadi  mulai dari benteng Toboali, benteng Penutuk, benteng di dekat sungai Kepoh dan sungai Bantel, serta benteng di pulau Tinggi dan sebagai pusat kekuatan berikutnya berada di benteng dekat sungai Nyireh.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: