Puisi-Puisi Nurjanah

Puisi-Puisi Nurjanah

--

MENGAJI PADA SAHANG

Pada sebatang sahang yang merambat,

Ada nafas petani mengalir tak tertambat

Mengasuh doa dipelataran kebun
sujud dan runduk dalam haru

Mengaji pada sahang
kecipak angin menghela keringat
di sela rerimbun daun sahang
terpaut harapan yang tak pernah usang

Mengaji pada sahang
petani riang di kala panen tiba
kecipak haru tak terbendung
suyak dipangku sahangpun merona

Sorai dendang petani sahang
menyeruak ke dalam kalbu
asap-asap berkepulan
mengusir kemarau yang latah
sebab yang tercatat
tak kan ada pagi yang remah
jika sahang tertunduk layu

 

 

MENAKAR PESAN

 

Selepas jingga dilalap kelam

Tepat tengah malam,

Kokok ayam menjadi petanda

Apakah esok bertemu terang  atau malam  tersisa kenang

Lalu menyusup di sela-sela laku

yang tak pernah sampai pada makna

 

Kita tak dapat menolak malam

Tak pula dapat meminta pagi

Bahkan tak mampu menebak,

Sebab kepulangan bukan kepura-puraan

Tetapi apakah kita sudah peduli tentang itu?

 

Barangkali kita perlu menakar pesan

Walau hanya sekedar suara kokok ayam tengah malam

Agar kepongahan tahu arti pekerti

Agar ruh selalu tafakur tiada henti

 

Nurjanah adalah Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: