Jodoh dari Kampung Emak
Bujang Pede--
BUKAN gertak sambal, apalagi cuma omongan, itu bukan tipe Wak Ijah. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang, itu omongan almarhum Bapak Bujang yang selalu diingat Wak Ijah. Dan omongan itu pula yang ia buktikan kepada anaknya, Bujang.
Tiba-tiba saja Emak mengirim foto seorang gadis yang dikatakan Emak masih terbilang keponakannya, meski sudah agak jauh.
"Siapa ini, Mak?"
"Masih bertanya pula, kau?"
"Oh, ini calon biniku ya Mak?"
"Iya, cantik nggak?"
"Bolehlah, Mak?"
"Jadi mau kau?"
"Kan aku sudah bilang nurut apapun kata Emak?" ujar Bujang.
"Itu, Bapaknya masih saudara sama Emak. Bapaknya bilang, biar keluarga kita tak semakin jauh, jadi kita rapatkan kembali. Kita jodohkanlah anak kita. Nah, kan pas. Aku bilang, ini anakku si Bujang, bagaimana? Kukirim la foto kau. ternyata Bapaknya setuju, anaknya juga nurut saja," ujar Emak meyakinkan.
Melihat foto sang dara manis itu di Hp-nya, Bujang juga merasa tak kecewa. Harapan mendapat cinta Maysaroh yang selama ini terus ia dengung-dengungkan, tak kunjung tercapai. Tidak ada pilihan selain menerima perjodohan dari Emak. Apalagi gadis yang dipilih Emak ternyata tak mengecewakan.
"Wah, kalau begini sih, aku juga mau dijodohkan," ujar Ipank mengomentari ketika Bujang memperlihatkan foto yang dikirim Wak Ijah.
"Iya, aku sih kalau kayak gitu, bukan oke lagi Jang, sudah tambah yes!" imbuh Odoy.
"Tapi ini soal hati. Jujur aku masih terpaut dengan May," ujar Bujang yang tampaknya masih medua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: