Modal Minimalis
Bujang Pede--
BUJANG PeDe benar-benar merasa apes hidupnya. Niatan baik dan hanya didoakan oleh Bibik Jamilah saja gagal. Tapi ya sudahlah, mungkin Tuhan sudah menyiap jodoh untuknya yang lebih baik.
"Pokoknya Mak, semua kuserahkan ke Emak la. Aku nyerah Mak,'' ujar Bujang ke Wak Ijah Emaknya.
''Iya sudah, nanti kamu tunggu kabar saja. Kamu tidak boleh menolak. Selaku Emakmu, aku sudah terlalu sabar menunggu. Jangan sampai aku keburu mati, nyesal kamu,'' ujar Emak pasti.
Ipank dan Odoy yang tahu persoalan Bujang PeDe sebenarnya mau membantu, tapi ketika urusan menyangkut nama Maysaroh, Bujang sering kehilangan kendali. Itu sebabnya kedua sohibnya itu tak berani lagi campur tangan persoalan Bujang. Apalagi kalau sudah urusan cewek.
Saat trio kwek-kwek itu tengah asyik diWarkop Mang Gareng, muncullah Aisah yang mau beli kopi pesanan Bapaknya H Saleh.
''Tumben Dek Aisah beli sendiri kopi untuk Pak Haji,'' ujar Ipank sengaja menegur Aisah.
''Iyah, Bapak suka kopi Warkop Mang Gareng. Mungkin seduhannya pas dengan lidah Bapak,'' ujar Aisah ramah.
Ipank dan Bujang hanya diam memandang kecantian Aisah. Namun untuk PeDeKaTe, tidak ada yang berani untuk mendekati anak Haji Saleh itu. Selain dia seorang Hafizah, gaya Aisah yang diam dan kalem saja sudah membuat mereka tak berani menyapa.
Odoy berani menyapa itu juga karena lagi di Warkop.
''Kalau tidak Maysaroh, ini saja Pank?'' ujar Bujang PeDe berbisih ke Ipank, namun Odoy juga terdengar.
''Kalau yang ini tampaknya kita harus berkompetisi Jang,'' ujar Odoy.
''Iyah, ini di atas level Maysaroh, Jang,'' ujar Ipank lagi.
''Permisi ya, Isa pulang dulu,'' ujar Aisah.
''Bapak ada di rumah Sa?'' Bujang memancing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: