Doa Kok Maksa Tuhan...

HARI itu, Bik Jamilah tetangga ujung kampung yang juga masih kerabat, sengaja datang menemui Emak.  Bagaimanapun, Wak Ijah adalah sepupu jauhnya yang harus dipamiti.  Tujuan Bik Jamilah sekaligus minta didoakan agar tetap sehat dan bisa menjalankan Ibadah Haji selama di Tanah Suci nanti.

''Dinda Jamilah.  Ayuk tak banyak harap.  Ayuk cuma minta gar kau tetap sehat selama di sana nanti,'' ujar Wak Ijah lagi.

''Iyah itu Yuk Ijah.  Doakan aku tetap sehat.  Kalau aku ada salah selama ini, dengan Yuk Ijah, aku juga sekalian minta maaf,'' ujar Bik Jamilah lagi.

''Tapi, Dik Jamilah.  Boleh aku titip doa di tempat yang makbul.  Atau terserah Dik jamilah, yang pentng doakan permintaan Ayuk kau ni di Tanah Suci nanti,'' ujar Wak Ijah setengah berbisik.

''Doa apa Yuk?  Agaknya khusus nian?  Sampai suara Ayuk seperti ditahan begitu?'' ujar Bik Jamilah curiga.

''Jamilah, kau tahulah.  Ayuk kau ini sudah berumur.  Di rumah ni cuma berdua degan anak semata wayang, Bujang,'' ujar Wak Ijah lagi.

''Nah, doa apa pula yang Ayuk mau titip ini?  Jangan panjang-panjang dan jangan banyak, takut lupa pula adikmu ini?'' ujar Bik Jamilah mengingatkan.

''Tidak, cuma sepotong doa saja.  Doakan semoga cepat dapat jodoh...'' ujar Wak Ijah buru-buru.

Bujang yang duduk tak jauh dari kedua wanita sepupu yang sudah nenek-nenek itu, jadi kaget.  

'Hu.. Emak.  Bukannya minta doakan agar aku dapat jodoh.  Malah mikir untuk jodohnya sendiri..'' gerutu Bujang di hati.

''Yuk Ijah, ada-ada saja doa yang Ayuk mau kau titip nih.  Umur Ayuk sudah tak muda lagi, malah mau titip doa cepat dapat jodoh pula?'' Bik Jamilah malah kebingungan atas permintan sepupunya itu.

Sadar ada salah ucap, buru-buru Wak Ijah meralat.

''Bukan untukku, tapi untuk Bujang.  Doakan anak kita Bujang cepat dapat jodoh...'' ralat Wak Ijah cepat.

''Oh, gitu.  Biar lebih afdol, bagaimanalah kalau doa itu bukan cuma cepat dapat jodoh.  Tapi sekalian disebut siapa calonnya.  Biar aku doakan agar cepat berjodoh denga siapa,'' usul Bik Jamilah.

Sumber: