Abang, Kita Dijodohkan, Lho

Abang, Kita Dijodohkan, Lho

Bujang Pede--

GARA-gara Wak Ijah Emak Bujang PeDe bermimpi indah mengasuh cucu beberapa waktu lalu, kini Bujang PeDe lah yang mendadak menjadi murung.  Masalahnya, Emak tiap kali marah, selalu ngomong, kalau Emak mati, maka Bujang akan tinggal sendiri.  Belum ada anak, belum ada istri.  

''Apa nunggu Emak mati dulu baru kau mau beristri?'' ujar Emak tadi pagi.

''Emak, jangan lah ngomong gitu.  Dengan siapa lagi aku ni kalau bukan dengan Emak?'' ujar Bujang manja.

''Makanya, beristri.  Kalau memang gak bisa, biar Emak yang cari kan?  Mau?'' 

Nah, ditantang begitu, Bujang diam seribu bahasa.  

''Sudah pasti kalau Emak yang nyari kan, tidak mmungkinlah Maysaroh, Pank?'' ujar Bujang yakin saat bertemu Ipank beberapa hari lalu.

''Memang menurut kau sendiri, dengan siapa kau mau dijodohkan Emak?'' Odoy jadi penasaran.

''Mana aku tahu, paling dicarikan keluarga jauh atau siapa.  Pasti bukan Maysaroh,'' tukas Bujang yakin.

Ipank dan Odoy pun diam tak bisa memberi masukan atau pendapat lebih jauh.  Maklum, kalau sudah berurusan dengan Emak, trio Kwek-kwek hanya bisa pasrah.

Duduk di teras menyendiri, suasana juga sepi siang itu.  Angin bertiup sepoy, membuat Bujang tambah sedih dalam lamunannya atas tuntutan Emak untuk segara menikah tadi pagi.  Kalau tak bisa nyari sendiri, Emak yang akan cari kan?  Dan, kalau itu terjadi, pasti bukan Maysaroh.

''Bang Bujang gak tahu ya, Emak Abang sudah ketemuan dengan keluargaku?'' 

''Nggak, memang kenapa, May?''

''Lho, Abang gak tahu kalau kita sudah dijodohkan sejak lama?'' ujar Maysaroh heran.

''Nggak?'' Bujang PeDe kontan gelagapan mendapat penjelasan Maysaroh demikian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: