Bantu Dong Om...
BUjang Pede--
LAMA tak ke Pasar Malam, akhirnya Trio Bengal itu sepakat untuk malam itu. Mereka pun datang ke keramaian yang mendingan jauhnya dari kampung mereka, namun sesekali no problem lah.
Setibanya di TKP (Tempat Kegiatan Perjogetan), tanpa buang waktu mereka bertiga langsung goyang. Terlebih lagi goyang sang biduan membuat suasana juga semakin panas.
Entah sudah berapa botol air mineral mereka minum dan teguk. Karena keringat dan suasana semakin lama semakin panas saja.
Sekian jam kemudian, hiburan joget ria pun berakhir sudah. Maklum, hari juga semakin larut.
Ketika suasana sudah sepi, mereka bertiga akhirnya baru gelagapan. Karena tidak ada angkutan kota yang bisa ditumpangi. Jalan kaki, tidak mungkin.
Sejenak mereka sambil berjalan santai meski lelah sembari menunggu, siapa tahu ada angkutan yang masih mencari penumpang.
Benar saja. Bujang PeDe langsung stop, dan ternyata tidak ada penumpang di dalam angkutan itu. Mereka bertiga pun naik.
Terlihat seorang pemuda yang membawa agkutan kota yang tampaknya sudah pantas masuk museum itu.
Kuat dugaan, angkutan ini memang tidak dapat penumpang karena kondisinya. Namun si sopir tampaknya tetap nekad membawa mobil 'parah meriah' itu berharap ada penumpang apes dan terpaksa naik angkutannya.
Ya, seperti 3 pemuda sial itu.
Angkutan itupun mulai berjalan pelan. Dan itu sudah versi maksimal. Karena alon-alon serta si Trio sudah capek berat, akhirnya ketiganya tertidur di dalam angkutan tersebut.
Entah sudah berapa lama mereka tertidur, Bujang PeDe yang bangun duluan. Mendadak ia melihat susasana di sekitar sepi. Supir angkutan juga tidak ada di balik stir mobil.
Diam-diam Bujang membangunkan kedua koleganya Ipank dan Odoy.
''Supirnya gak ada lagi, mobil ini terasa tetap jalan pelan-pelan,'' bisik Bujang ke Odoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: