Bahagia di Hari Raya

Bahagia di Hari Raya

Rio Setiady--

BAGI seorang muslim, Idul Fitri merupakan hari yang sangat membahagiakan. Pasalnya hari itu merupakan puncak perjuangan muslim setelah selama satu bulan penuh melaksanakan amalan Ramadhan. Selama Ramadhan seorang muslim tidak hanya sebatas melaksanakan ibadah puasa dalam mengendalikan hawa nafsu. Berbagai kegiatan ibadah dalam menegakkan malam Ramadhan justru dilakukan dalam rangka meraih derajat Taqwa. 

Adapun sunnah yang harus diperhatikan dalam berhari raya itu adalah, 

Pertama, bertakbir pada Hari Raya. Takbiran merupakan syiar Islam yang luar biasa. Dengan bertakbir kita dapat memuji dan membesarkan asma Allah sekaligus sebagai pertanda menyambut hari kemenangan. Takbiran sudah dapat dimulai pada malam menjelang Idul Fitri dan berlanjut pada pagi harinya sebelum menunaikan shalat Id.

Kedua, mandi sebelum shalat ‘Idul Fitri. Kita disunnahkan untuk mandi sebelum menunaikan shalat Id sebagai bentuk pemuliaan. Dengan mandi sunnah maka kaum muslimin akan merasakan kesegaran untuk menunaikan shalat dua rakaat di lapangan atau masjid yang telah ditentukan. Berkaitan dengan mandi sunnah ini, Ibnul Qayyim dalam Za’dul Maad mengatakan,” Nabi mandi pada dua hari raya|” Hal ini telah terdapat dalam hadits shahih seperti yang terdapat dalam hadits Ibnu Abbas, dari riwayat Jabarah Mughallis, dan hadits Al Fakih bin Sa’ad, dari riwayat Yusuf bin Khalid As Samtiy.

Ketiga, memakai pakaian terbaik dan minyak wangi. Sunnah lain yang harus diperhatikan dalam berhari raya terutama menghadiri shalat Id adalah dengan memakai pakaian yang terbaik yang kita miliki. Di anjurkan kita memakai pakaian baru yang spesial digunakan pada hari lebaran tersebut. Apabila tidak memungkinkan maka pilih pakaian terbaik kita yang tersedia, yang penting bersih dan rapi. Di samping itu kaum adam dianjurkan sangat untuk memakai minyak wangi untuk mengharumkan suasana. Dalam memilih minyak wangi kita harus berhati-hati karena tidak seluruh minyak wangi yang aman dan syar’i (sesuai dengan syariat).

Keempat, makan dulu sebelum shalat ‘Idul Fitri. 

Makan sebelum menunaikan shalat Idul Fitri merupakan sunnah yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan Rasulullah setiap menjelang berangkat menuju masjid untuk menunaikan shalat Idul Fitri. Berbeda dengan shalat Idhul Adha, yang mana kita justru dianjurkan berpuasa sampai selesai shalat tersebut. Rasulullah Saw, bersabda, “Janganlah keluar pada hari Idul Fitri sampai dia makan dulu, dan janganlah makan ketika hari Idul Adha sampai dia shalat dulu.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ahmad)

Kelima, melaksanakan Shalat ‘Id di lapangan atau masjid. Kita disunnahkan untuk datang beramai-ramai melaksanakan shalat Id di lapangan untuk syiar Islam dan ajang silaturahmi. Shalat hari raya di lapangan adalah sesuai dengan petunjuk Nabi Saw, karena Beliau tidak pernah shalat Id, kecuali di lapangan Namun, apabila ada kendala dan halangan seperti hujan, lapangan yang berlumpur atau tidak bersih maka shalat lebih baik dilakukan di dalam masjid. 

Keenam, saling mendoakan dan mengucapkan selamat hari raya. Idul Fitri merupakan momen yang tepat untuk saling mendoakan. Pada hari raya ini, kita dapat memaafkan kesalahan orang lain dan menghilangkan rasa dendam dalam hati. Bahkan kita diperintahkan untuk mendoakan sesama muslim. Dengan lafazh “Taqabbalallahu Minna wa Minka” telah diriwayatkan dari Al Watsilah, bahwa beliau berjumpa Nabi Saw, dan mengucapkan: “Taqabballahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amal kami dan Anda).”

Ketujuh, bergembira dengan pesta yang halal. 

Idul Fitri sebagai hari bahagia maka boleh kita rayakan dengan pesta atau hiburan yang dibenarkan agama. Kita harus selektif mengikuti permainan atau hiburan dalam merayakan hari spesial tersebut. Jangan sampai dalam perayaan itu terdapat kemaksiatan dan kemungkaran yang sangat dibenci agama seperti orgen tunggal dengan menghadirkan penyanyi wanita yang berpakaian seksi, menyediakan minuman keras dan perjudian. 

Kedelapan bersilaturahim dan saling berkunjung. Di hari bahagia ini kita juga dianjurkan untuk memperkuat jalinan persaudaraan sesama muslim. Saling mengunjungi atau datang ke rumah kerabat atau orang lain merupakan cara yang tepat dalam menjalin silaturahim. Kita sadari karena kesibukan dan aktivitas kerja yang padat selama ini membuat kita sulit untuk berkunjung dan bersilaturahmi dengan orang lain. Makanya pada momen yang istimewa ini, kita harus mampu memanfaatnya dengan maksimal. Jadikan lebaran sebagai ajang menyambung yang terputus dan mengokohkan yang tercerai berai.

Taqobbalalloohu Minna waminkum

Mohon maaf lahir dan batin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: