PUISI ARSI PRATIWI

PUISI ARSI PRATIWI

--

Tanjung Kerasak

Di ujung sekali
Kau menjadi primadona
tampak kilauan indah nan asri
Dengan air warna gradasi
Batu granit gelap memantrai
Seakan menyihir mereka
Yang sepanjang waktu tak  pernah terlelap
Yang sepanjang waktu berdiri tegak
Yang sepanjang waktu tak mampu terkalahkan oleh ombak

Di tepian pantai
Menatap laut lepas
Desir angin menyentuh bak belaian
Angin semilir
Nyiur melambai
Menikmati suasana hadirkan ketenangan

Pasir putih yang tak pernah letih
Meski sepanjang siang terinjak perih
Pelukan hangat samudra dan bentala
Mengajak pengunjung  datang melepas suka duka

Kemegahan karang berdiri kokoh
Keluasan langit yang membiru
Warna yang terpancar oleh air
Keabadian karya Sang Esa

Ombak yang selalu menepi
Meski perlahan mengikis abrasi
Menghabiskan tepi
Diantara suara ombak
yang tak pernah sepi

Pesonamu yang membiru
Nyanyian ombak nan merdu
Selalu terbayang indah dalam sanubari
Membuat ku ingin datang kembali


Tanah Tercinta Tanah Ternoda

Tanah tua yang tak juga renta
Tulang yang keropos ratusan tahun menua
Sisa pantai berpasir putih yang terhampar
Yang kini kian mulai terkapar

Tanah  berhadapan  laut Natuna
Tanah indah yang ternoda
Sedang mendandani pariwisata
Yang kian dirambah penambang liar yang rakus dan lapar
Masih belum berubah
Masih hidup dari timah

Ratusan cekungan bekas penambangan
menggali tanah tanpa rasa bersalah
Lubang menganga gersang tanpa  penghijauan
Nyawa diri seakan jadi permainan
Berakibat meregang nyawa

Penambangan timah kian membelenggu
Ikan di air terlihat dungu
Penambang liar berlarian ketika diburu

Hutan dan bukit yang sejuk
Air jernih di kaki bukit
Sungai mengalir bersih
Kini tinggal dongeng semata

Pupus ...
Sirna ...
Lenyap ...
Karena mereka yang serakah
Tanah tercinta telah ternoda

ARSI PRATIWI. Kelahiran Gadung, 11 November 2006. Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 1 Toboali. Dapat dihubungi [email protected]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: