Bersiap melaksanakan I'tikaf

Bersiap melaksanakan I'tikaf

Rio Setiady--

PEMBACA Babelpos yang di rahmati Allah, tak terasa hari ini sudah separuh waktu kita tempuh dalam melaksanakan ibadah Ramadan. salah satu ibadah khusus yang hanya ada di bulan ramadhan selain sholat tarawih dan zakat fitrah, itulah iktikaf.

Menurut bahasa i’tikaf memiliki arti menetapi sesuatu dan menahan diri agar senantiasa tetap berada padanya, baik hal itu berupa kebajikan ataupun keburukan.

Allah SWT berfirman, artinya, "Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kpd sesuatu kaum yg beri’tikaf (menyembah) berhala mereka.” (Al Qur’an Surat: al-A’raf :138)

Sedangkan menurut syara’ i’tikaf berarti menetapnya seorang muslim di dalam masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kpd Allah SWT.

Para ulama sepakat bahwa iktikaf hukumnya sunnah, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa melakukannya tiap tahun untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pahala-Nya. Terutama pd hari-hari di bulan Ramadhan dan lebih khusus ketika memasuki sepuluh hari terkahir pada bulan suci itu. Demikian tuntunan yang diajarkan Rasulullah.

Sebagaimana dimaklumi bahwa i’tikaf hukumnya adalah sunnah, kecuali jika seseorang bernadzar untuk melakukannya, maka wajib baginya utk menunaikan nadzar tersebut. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan imam al-Bukhari, Muslim.

Disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan i’tikaf semenjak beliau tinggal di Madinah hingga akhir hayat. I’tikaf tempatnya di setiap masjid ya di dalamnya dilaksanakan shalat berjama’ah kaum laki-laki, firman Allah SWT , artinya,

“Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam,(tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (Al Qur’an Surat: al- Baqarah:187)

I’tikaf disunnahkan kapan saja. Maka diperboleh kan bagi setiap muslim utk memilih waktu kapan ia memulai iktikaf dan kapan mengakhirinya. Akan tetapi yg paling utama adl i’tikaf di bulan suci Ramadhan, khususnya sepuluh hari terakhir. Inilah waktu i’tikaf yang terbaik sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits shahih, artinya,

“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu beri’tikaf pd sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian para istri beliau beri’tikaf sepeninggal beliau.” (HR Bukhari & Muslim)

I’tikaf memiliki hikmah yg sangat besar yakni menghidupkan sunnah Rasulullah dan menghidupkan hati dgn selalu melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Sedangkan manfaat i’tikaf di antaranya:Untuk merenungi masa lalu dan memikirkan hal-hal yg akan dilakukan di hari esok.Mendatangkan ketenangan, ketentraman dan cahaya yg menerangi hati yg penuh dosa.

Mendatangkan berbagai macam kebaikan dari Allah subhanahu wata’ala. Amalan-amalan kita akan diangkat dgn rahmat dan kasih sayang-Nya. Orang yang beri’tikaf pd sepuluh hari terkahir akhir bulan Ramadhan akan terbebas dari dosa-dosa karena pada hari-hari itu salah satunya bertepatan dengan lailatul qadar.

Mari kita Tuntaskan Ramadhan dengan menyempurnakan ibadah yang salah satunya dengan melaksanakan i’tikaf. Wallahualam bi shawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: