Tindakan Preventif Menghindari Kesalahpahaman Akibat Perbedaan Bahasa

Tindakan Preventif Menghindari Kesalahpahaman Akibat Perbedaan Bahasa

Putri Maharani, Mahasiswa Sastra Inggris - Universitas Bangka Belitung--

Oleh Putri Maharani
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Bangka Belitung

BUDAYA atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk kata lain dari buddhi (budi atau akal) berarti sebagai hal-hal yang berhubungan erat dengan budi dan akal manusia. 

Budaya adalah pola kehidupan seseorang atau sekelompok manusia yang dapat mewarisi adat dan tradisi dari generasi ke generasi. Budaya tidak hanya sekedar adat dan tradisi saja namun norma, agama, bangunan, dan karya seni termasuk ke dalam unsur-unsur rumit yang dapat menciptakan sebuah warisan budaya. 

Budaya sendiri tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan manusia, karena harfiahnya budaya itu melekat pada diri manusia sejak lahir. Komunikasi yang terjalin oleh orang-orang yang memiliki perbedaan budaya juga menunjukkan bahwa budaya itu bisa di pelajari. 

Indonesia merupakan negara yang mewarisi banyak kebudayaan unik yang bermacam-macam. Namun, seiring perkembangan era modern, banyak dari masyarakat lokal yang cenderung lebih menikmati kebudayaan asing dibandingkan dengan budayanya sendiri. Bebasnya ruang akses bagi budaya barat masuk ke Indonesia juga memicu terjadinya penurunan daya tarik terhadap kebudayaan lokal. 

Budaya barat di era modernisasi ini menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan lokal. Era modernisasi saat ini mengubah kebiasaan manusia yang semulanya bergantung pada budaya tradisional, menjadi kebiasaan yang serba instan dan cepat. Hal itu mempengaruhi cara berpikir manusia dan menimbulkan sifat individualis dan hedonisme.

Menurut (Sunaryo, 2000) Bahasa adalah struktur budaya yang memiliki kedudukan fungsi serta peran ganda, bahasa sendiri adalah akar serta produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Bahasa berasal dari kata Sansekerta yaitu bhasa berarti kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk dapat memperoleh serta menggunakan sistem komunikasi yang kompleks. Bahasa terbagi atas dua fungsi bahasa yaitu Linguistik dan Kultural. 

Fungsi Linguistik adalah cara untuk menyampaikan sebuah pesan, sedangkan fungsi Kultural adalah bahasa saling berkaitan dengan sistem sosial dan kebudayaan masyarakat di kehidupan sehari-hari. Indonesia menjadi salah satu negara yang mempunyai keanekaragaman bahasa dari berbagai daerah. Perpaduan antar bahasa membuktikan bahwa Indonesia kaya akan budaya.

Bahasa Melayu merupakan bahasa Austronesia yang menyebar di seluruh wilayah Nusantara dan di Semenanjung Malaka pada tahun 620 Masehi, tepatnya di Jambi dan Palembang. Bahasa ini juga menjadi bahasa resmi Indonesia yang juga digunakan di Brunei Darussalam dan Malaysia, menjadi bahasa nasional di Singapura, dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste. 

Penggunaan bahasa Melayu di beberapa negara tersebut muncul dari adanya sejarah dan budaya. Bahasa ini menjadi pengguna terbanyak ke-empat di dunia. Menurut (Endardi, 2022) Bahasa Melayu di Sumatera Selatan memiliki keterikatan dengan latar belakang sejarah munculnya bahasa sebagai lingua franca. Bahasa Melayu sebagai lingua franca telah diakui sejak dulu dan tidak dapat di pisahkan sejarahnya dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan. 

Menurut (Kurniawati, 2022) Bahasa Sunda merupakan bahasa Austronesia yang menjadi bahasa daerah tertua di Indonesia dan digunakan di provinsi Jawa Barat serta menyebar ke wilayah Banten. Bahasa ini berasal dari bahasa Melayu-Polinesia dan digunakan dalam prasasti abad ke-14 yang ditemukan pertama kali di Kawali, Ciamis. 

Bahasa Sunda biasa digunakan antar etnik untuk berkomunikasi satu sama lain. Tapi, munculnya bahasa Indonesia juga mempengaruhi pergeseran penggunaan bahasa Sunda. Pada dasarnya bahasa Sunda mempunyai dua fungsi bahasa sebagai media komunikasi. Namun, kekhawatiran muncul akibat bahasa Sunda sudah jarang digunakan di kalangan masyarakat. Bahasa Sunda hanya sering digunakan apabila seseorang memang memiliki garis keturunan asli Sunda atau yang telah lama menetap di daerah Jawa Barat.

Kata comel pada adjektiva atau kata sifat diartikan sebagai ungkapan manis apabila melihat sesuatu yang mungil dan menggemaskan layaknya untuk seorang anak kecil. Namun, kata tersebut dapat bermakna lain apabila menjadi nomina berarti sifat yang suka menggerutu atau ucapan yang sering di katakan secara terus-menerus tanpa tahu pasti maksud dan tujuannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: